Berita

Presiden Lebanon, Michel Aoun/Net

Dunia

Krisis Makin Tak Terkendali, Presiden Michel Aoun Ingin Ubah Lebanon Sebagai Negara Sekuler

SENIN, 31 AGUSTUS 2020 | 08:16 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Presiden Lebanon, Michel Aoun menyerukan adanya reformasi besar-besaran terhadap sistem negara. Ia menyerukan proklamasi negara sekuler untuk Lebanon yang tengah dilanda krisis.

Menuju 100 tahun berdirinya negara Lebanon pada 1 September mendatang, Aoun mempersiapkan pidato yang disiarkan di televisi di mana ia mengaku perlunya untuk mengubah sistem.

"Saya menyerukan proklamasi Lebanon sebagai negara sekuler," ujar Aoun seperti dikutip Sputnik.

Menurut Aoun, saat ini Lebanon dipandang sebagai beberapa republik terpisah, alih-alih satu negara kesatuan. Itu karena pembagian kekuasaan di antara komunitas agama yang berbeda.

Dalam sistem saat ini, seorang presiden harus berasal dari Kristen Maronit, perdana menteri seorang Muslim Sunni, dan ketua parlemen Muslim Syiah.

Munculnya sistem tersebut berasal dari Pakta Nasional yang telah disepakati oleh para pemimpin politik dan agama di Lebanon.

Seruan Aoun tersebut terjadi di tengah krisis dan protes yang tak berkesudahan di Lebanon.

Krisis di Lebanon semakin tinggi sejak terjadinya ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus lalu. Insiden tersebut menghancurkan separuh bangunan kota, menewaskan sekitar 190 orang dan melukai lebih dari 6.500 lainnya.

Pihak berwenang menyebut, ledakan terjadi dari 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di sebuah gudang dengan pengamanan yang kurang.

Alhasil, sejak ledakan terjadi, gelombang protes yang sudah melanda Lebanon sejak 2019 semakin menjadi-jadi. Warga yang marah menyalahkan pemerintah atas ledakan di Pelabuhan Beirut.

Tahun lalu, Lebanon sendiri sudah dilanda tekanan. Pada November 2019, pemerintahan mantan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengundurkan diri di tengah protes massa anti-pemerintah yang dipicu oleh krisis ekonomi terburuk yang dialami Lebanon dalam 30 tahun terakhir.

Kemudian, pada Januari, Aoun meminta Perdana Menteri Hassan Diab yang baru diangkat untuk membentuk kabinet menteri baru.

Meskipun demikian, tekanan dari komunitas internasional terhadap pemerintahan Lebanon, memburuknya krisis di tengah pandemi Covid-19, dan perselisihan politik internal kini memungkinkan pemerintah baru melakukan perubahan yang diperlukan untuk mengatasi situasi ekonomi yang memburuk.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya