Berita

Pelaku penembakan masjid Brenton Tarrant saat akan jalani sidang/Net

Dunia

Tolak Bantuan Psikolog, Pelaku Penembakan Masjid Di Christchurch Yakin Tidak Ada Yang Punya Keahlian Hadapi Masalahnya

JUMAT, 28 AGUSTUS 2020 | 06:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

  Pelaku penembakan masjid di Christchurch mengatakan dia tidak membutuhkan bantuan konseling. Bahwa jika diperlukan dia akan menganalisis perilakunya sendiri.

Dalam sebuah laporan pra-hukuman, Brenton Tarrant, menolak bantuan konseling dengan psikolog karena menurutnya tidak ada yang bisa membantunya.

“Dia berkata bahwa dia tidak menginginkan bantuan. Dia menegaskan para profesional tidak memiliki pelatihan atau keahlian untuk menangani masalah-masalahnya," kata jaksa penuntut Mark Zarifeh.

Tarrant pernah ditangani oleh seorang psikiater. Namun psikiater yang bersangkutan mengatakan sangat sulit mengukur kedalaman perasaan Tarrant dan kejujurannya. Selama konseling yang berlangsung singkat, Tarrant menyangkal bahwa dia telah berperilaku rasis atau xenofobia.

Pada Kamis (27/8), Tarrant divonis hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat oleh Pengadilan Tinggi Selandia Baru. Wajah Tarrant tidak menunjukkan ekspresi apapun ketika hakim membacakan vonis hukuman terhadap dirinya.

Pelaku aksi terorisme yang membunuh 51 jemaah Muslim di Christchurch itu mengaku bersalah. Tarrant mengaku membunuh 51 pria, wanita, dan anak-anak, di dua masjid Christchurch pada 15 Maret 2019. Korban termuda tercatat baru berusia sekitar tiga tahun.

Warga negara Australia itu juga mengaku bersalah atas 40 tuduhan percobaan pembunuhan dan satu tuduhan terorisme.

Dia adalah orang pertama di Selandia Baru yang dihukum atas kejahatan itu dan menjadi sejarah kelam dalam kasus penembakan massal.

Selama persidangan Tarrant memilih untuk tidak berbicara dan meminta kepada pengacara Pip Hall untuk berbicara atas namanya.

“Tuan Tarrant menerima vonis itu. Dia harus dihukum seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat,” kata Hall.

Hakim Cameron Mander berkata kepada Tarrant tentang segala perbuatannya.

“Anda tidak menunjukkan belas kasihan. Itu brutal dan tidak berperasaan, tindakan Anda tidak manusiawi,” kata Mander kepada Tarrant, seperti dikutip dari CNN, Kamis (27/8).

“Sejauh yang saya bisa ukur, Anda tidak memiliki empati apa pun terhadap korban Anda,” tambah Mander. “Kamu pernah mengatakan kamu berada dalam keadaan emosi yang beracun pada saat itu, dan sangat tidak bahagia. Kamu merasa dikucilkan oleh masyarakat dan ingin merusak masyarakat sebagai balas dendam.”

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya