Berita

Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu/Net

Politik

Said Didu: Utang BUMN Sekarang Rp 6 Ribu Triliun, Yang Merusak Siapa?

RABU, 26 AGUSTUS 2020 | 14:00 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Kerugian PT Pertamina (Persero) pada semester I 2020 sebesar 767,92 juta dolar AS atau setara Rp 11,28 triliun menggelitik mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu untuk mengkritik.

Dalam akun Twitternya, @msaid_didu, dia memaparkan perjalanan panjang Pertamina untuk bangkit dari pendapatan yang minim hingga menjadi perusahaan yang berpendapatan paling besar di BUMN.

"Tahun 2004 laba Pertamina hanya sekitar Rp 8 triliun, tahun 2014 laba menjadi sekitar Rp 35 triliun. Laba seluruh BUMN 2004 hanya Rp 27 triliun, laba 2014 Rp 159 triliun," cuit Said Didu, Rabu (26/8).

Namun demikian, capaian positif Pertamina dan BUMN secara umum itu terjadi di tahun 2004-2014 atau sebelum kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Setelah Presiden Joko Widodo menjabat, capaian positif tersebut berubah.

Hal itu disampaikan Said Didu berdasarkan catatan utang BUMN yang menurutnya meningkat.

"Utang BUMN 2014 hanya sekitar Rp 2.400 triliun, sekarang sekitar Rp 6.000 triliun. Yang merusak siapa?" tutup Said Didu.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya