Berita

Ratusan petani asal Simalingkar dan Sei Mencirim kembali mendatangi Istana Negara demi mendapatkan keadilan/RMOL

Politik

Keadilan Belum Didapat, Ratusan Petani Simalingkar Dan Sei Mencirim Kembali Geruduk Istana Negara

SELASA, 25 AGUSTUS 2020 | 09:18 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Ratusan petani asal Desa Simalingkar dan Sei Mencirim, Sumatera Utara, kembali menggeruduk Istana Negara, Jakarta, Selasa pagi ini (25/8).

Para petani dari Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) yang tergabung dalam Gerbang Tani itu melakukan longmarch dari Kantor YTKI di Jalan Gatot Subroto menuju Istana Negara.

Dewan Pembina sekaligus Koordinator Aksi Gerbang Tani, Aris Wiyono mengatakan, pihaknya akan tetap melakukan aksi unjuk rasa dan menuntut hak atas tempat tinggal dan lahan petani yang dirampas perusahaan plat merah PTPN II.

Terlebih, saat aksi kemarin, utusan Istana yang diwakili oleh Deputi IV KSP menjanjikan tuntutan para petani diselesaikan dalam dua hari, terhitung sejak Senin kemarin (24/8).

"Kita tetap akan datang sampai ditemui Presiden dan diselesaikan," tegas Aris kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Selasa (25/8).

Aris menambahkan, pihaknya meminta Presiden Jokowi untuk memberikan redistribusi tanah bagi petani Simalingkar dan Sei Mencirim agar para petani dapat melangsungkan hidup bersama hingga cucunya kelak.

Para petani mendesak Presiden Jokowi segera memerintahkan para pembantunya untuk menyelesaikan konflik agraria petani Simalingkar dan Sei Mencirim dengan PTPN II.

"Presiden segera memerintahkan kepada para Kementerian terkait agar mengembalikan tanah yang telah dirampas oleh PTPN II sebagai perusahaan negara," ucap Aris menekankan.

Ratusan petani ini sebelumnya telah berjalan kaki selama 41 hari dari Medan menuju Jakarta. Mereka telah menempuh jarak 1.800 km dan tiba di Jakarta pada Jumat lalu (8/8). Di Jakarta, ratusan petani ini mencari keadilan dengan melakukan audiensi ke Kementerian BUMN hingga Kementerian ATR/BPN.

Sekadar informasi, upaya penyelesaian konflik agraria yang telah diperjuangkan sejak puluhan tahun lalu itu tidak pernah membuahkan hasil, mulai tingkat kabupaten hingga provinsi.

Sehingga para petani ini berharap Kepala Negara bisa menjadi solusi dari masalah yang menimpa mereka.

Konflik antara petani dua desa dengan PTPN II ini terjadi di atas tanah seluas 1.704 hektare. Rinciannya, 854 hektare terjadi di Desa Simalingkar dan 850 hektare di Desa Sei Mencirim.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya