Berita

Orang-orang menggunakan Face Shields untuk mencegah penularan virus/Net

Dunia

Ahli Virologi Thailand Sebut Karantina 14 Hari Tidak Cukup Untuk Pemulihan Pasien Covid-19

SABTU, 22 AGUSTUS 2020 | 09:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Selama ini kita mengetahui bahwa seorang yang terpapar Covid-19 harus menjalani masa karantina selama 14 hari. Namun, hal itu telah dibantah oleh seorang ahli virologi asal Thailand yang mengatakan bahwa masa karantina selama 14 hari tidak cukup untuk memastikan pemulihan penuh dari Covid-19.

Dia menyarankan agar orang perlu mengisolasi diri selama 14 hari lebih lama lagi, artinya hampir sebulan untuk memastikan virusnya hilang.

Profesor Yong Poovorawan dari Universitas Chulalongkorn Bangkok mengatakan dia telah mempelajari 212 kasus Covid-19 dan menguraikan empat poin dalam sebuah posting yang ia unggah di akun Facebooknya.

“Saya menemukan 6,6 persen dari mereka menunjukkan gejala empat hingga 12 minggu setelah mereka diizinkan pulang,” katanya, seperti dikutip dari AA, Jumat (21/8).

 "Kami menemukan virus setelah 36-105 hari gejala, tetapi sangat lemah sehingga kemungkinan penyebaran penyakit kepada orang lain sangat rendah," lanjutnya.

Poovorawan mengatakan "kisaran penetasan" dari sebagian besar kasus Covid-19 adalah dua hingga tujuh hari.

“Bisa ditemukan hingga 14 hari dan mungkin kurang dari 21 hari,” kata Poovorawan, yang juga seorang profesor medis di hepatologi pediatrik, hepatitis virus dan virologi.

“Oleh karena itu, mereka yang telah menjalani isolasi 14 hari harus tetap berada di bawah karantina di rumah selama 14 hari lagi untuk meningkatkan kepercayaan dalam pencegahan penyebaran penyakit,” katanya, menambahkan bahwa deteksi Covid-19 setelah 14 hari dimungkinkan pada pasien.

Mengenai situasi Covid-19 di Thailand, dia mengatakan ada 'kemungkinan terbatas' penularan di negara itu karena 'tidak ada kasus yang ditemukan selama lebih dari 80 hari'.

Sejauh ini Thailand telah melaporkan 3.390 kasus virus corona dengan 58 kematian. Pemerintah Thailand juga telah memperpanjang keadaan darurat kesehatan selama satu bulan lagi hingga 30 September.

“Ada kemungkinan beberapa pasien telah terinfeksi dari luar negeri, dan mereka mungkin membawa sejumlah kecil materi virus genetik yang sulit dideteksi,” katanya.

“Setelah pasien tiba di Thailand, tes mereka mungkin negatif pada awalnya, tetapi kemudian berubah menjadi positif seperti yang terlihat pada awal wabah.”

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya