Berita

Pengamat politik hukum Saiful Anam/Net

Politik

Pemerintah Harusnya Berterima Kasih Ke Gerakan KAMI Bukan Malah Digebuk

SENIN, 17 AGUSTUS 2020 | 14:06 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintah Joko Widodo seharusnya berterimakasih dengan adanya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang lebih berharga dibanding Kementerian/Lembaga yang fungsinya tidak signifikan.

Begitu kata pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam atas adanya intimidasi terhadap tokoh KAMI seperti yang disampaikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin.

"Intimidasi terhadap tokoh KAMI merupakan salah bentuk ketakutan terhadap gerakan yang selama ini dilakukannya.Namun saya aneh dengan adanya intimidasi, apa salahnya kelompok masyarakat yang memberikan kritik dan masukan kepada Pemerintahan?. Kok sampai terjadi tindakan intimidasi?" ujar Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (17/8).

Seharusnya kata Saiful, gerakan seperti KAMI dirawat dan di pelihara oleh negara untuk dapat masukan dan kritikan gratis.

"Saya kira kalau kita paham berbangsa, justru gerakan-gerakan semacam KAMI ini dirawat dan dipelihara oleh Negara, dapat masukan dan kritikan gratis kok malah dianggap mengancam?" kata Saiful.

Bahkan kata Saiful, pemerintah seharusnya berterimakasih dengan adanya gerakan KAMI yang berupaya menyelamatkan bangsa.

"Bukan malah digebukin. Saya kira daripada Kementerian atau Lembaga yang fungsinya tidak signifikan lebih berharga dan berarti KAMI yang gerakan dan fungsi organisasinya menginginkan kemaslahatan guna perbaikan bangsa," jelas Saiful.

Dengan demikian sambung Saiful, jika Presiden Jokowi pro terhadap perbaikan tatanan fungsi kenegaraan, maka harus segera memberikan arahan kepada penegak hukum untuk menangkap pihak-pihak yang melakukan intimidasi terhadap tokoh KAMI.

"Kalau Presiden pro terhadap perbaikan tatanan fungsi kenegaraan, saya kira dapat memberikan arahan kepada penegak hukum untuk menangkap pihak-pihak yang melakukan atau menjadi otak intimidasi bagi tokoh-tokoh KAMI," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya