Berita

Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam/Net

Dunia

Tersinggung, Carrie Lam Kembalikan Beasiswa Kehormatan Dari Universitas Cambridge

MINGGU, 16 AGUSTUS 2020 | 14:46 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengembalikan beasiswa kehormatannya dari Universitas Cambridge, Inggris. Keputusan tersebut muncul di tengah protes negara-negara Barat atas UU keamanan nasional yang diberlakukan Beijing.

Lam mengaku telah memutuskan hubungan dengan Universitas Cambridge Wolfson setelah kampus tersebut melakukan penyelidikan terkait kebebasan akademik di Hong Kong.

Melalui unggahan di laman Facebook-nya pada Sabtu malam (15/8), Lam mengatakan dirinya sangat kecewa dengan perguruan tinggi tersebut karena lebih meyakini desas-desus daripada fakta.

Dalam laman Facebook-nya, tampak Lam mengunggah foto dirinya di lingkungan Cambridge yang rimbun.

"Oleh karena itu, saya hampir tidak dapat meyakinkan diri saya sendiri untuk mempertahankan hubungan apapun dengan Wolfson College," ujarnya.

Pengumuman penarikan dari Lam terjadi sebelum pihak Wolfson College mengevaluasi status beasiswa tersebut. Lantaran, baru-baru ini, Wolfson College menyatakan keprihatinannya atas komitmen Lam terhadap perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi.

Tekanan untuk membatalkan beasiswa kehormatan Lam sudah dialami Wolfson College sejak tahun lalu, ketika tiga anggota parlemen Inggris mengkritik penanganan Lam dalam menghadapi demonstran yang kerap diiringi tindakan represif.

Tahun lalu dan pekan lalu, Lam juga sudah menjelaskan sikap pemerintahannya terhadap protes tersebut. Ia membantah adanya tekanan kebebasan di Hong Kong.

"Mengenai tuduhan tak berdasar seperti itu, saya ingin menepisnya sambil tertawa," ujar Lam dalam unggahannya.

Gelombang protes selama berbulan-bulan di Hong Kong sendiri memicu tindakan keras dari China, yaitu dengan memberlakukan UU keamanan nasional.

UU tersebut dianggap sebagai upaya untuk meningkatkan kendali Partai Komunis China atas Hong Kong.

Hong Kong sendiri  memiliki beberapa universitas terbaik di Asia, tetapi kebebasan politik yang menurun telah mengguncang banyak orang karena China bersumpah untuk mengekang kampus dan menanamkan pendidikan yang lebih patriotik.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya