Berita

Mendikbud Nadiem Makarim/Net

Politik

Pengamat: Jokowi Harus Ganti Nadiem Makarim Karena Tidak Paham Dunia Pendidikan Di Indonesia

SABTU, 15 AGUSTUS 2020 | 18:59 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Masifnya kritikan terhadap sejumlah kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim ditengarai akibat ketidakpahamannya terhadap dunia pendidikan di Indonesia itu sendiri.

Sebabnya, menjadi tidak heran dan memang seharusnya jika mantan CEO Gojek Indonesia itu direshuflle dari jabatannya sebagai Mendikbud.

Begitu disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Sabtu (15/8).


"Mendikbud (Nadiem Makarim) tak mengerti tentang dunia pendidikan Indonesia. Jadi kebijakan-kebijakannya salah sasaran. Dan stakeholder pendididikan juga banyak yang mengkritik serta protes atas kebijakan-kebijakannya," kata Ujang Komarudin.

Menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini, Mas Menteri, sapaan karib Nadiem Makarim, layak dievaluasi lantaran dianggap sudah tidak lagi sejalan dengan visi misi Presiden.

Hal itu tercermin dari program organisasi penggerak (POP) yang menuai kritikan karena dianggap menegasikan peran ormas bersejarah sekelas Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) hingga Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Menurut Ujang, Nadiem Makarim memang sukses secara karir di dunia digital seperti unicorn Gojek Indonesia.

Hanya saja, ia tidak cocok jika harus menerapkan iklim bisnis di sektor pendidikan.

"Nadiem itu sukses di Gojek. Tapi tak cocok di Kemendikbud," ujar Ujang Komarudin.

Belum lagi, masalah birokrasi di Kemendikbud yang disebut-sebut ada birokrasi didalam birokrasi. Hal ini antara lain yang membuat institusi perlu dievaluasi dengan mencopot Nadiem Makarim selaku nahkoda masa depan pendidikan nasional.

"Birokrasi di Kemendikbud juga acak-acakan. Bawa teman-temennya masuk Kemendikbud. Harusnya Jokowi reshuffle Mendikbud," pungkasnya.

Bergulirnya wacana reshuffle kabinet ini setelah presiden Jokowi berpidato dan "marah-marah" terhadap para menterinya pada Sidang Kabinet Paripurna 18 Juni 2020 lantaran dianggap kurang memiliki sense of crisis, bahkan kepala negara mengancam akan merombak kabinet dan membubarkan 18 lembaga.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya