Berita

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Rival Aqma Rianda/Net

Nusantara

GMNI: Jangan Buat Gaduh, Saatnya Bersatu Lawan Corona

SABTU, 15 AGUSTUS 2020 | 07:57 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Dampak pandemik Covid-19 menghantam semua sektor di Indonesia. Mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi.

Terlebih jumlah kasus corona setiap hari terus bertambah. Hingga Jumat (14/8), tercatat jumlah kasus positif corona di Indonesia mencapai 135.123, naik 2.307. Sedangkan total angka kesembuhan 89.618, naik 2.060.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Rival Aqma Rianda mengajak semua pihak, termasuk di dalamnya organisasi masyarakat, untuk bekerja sama dan membantu pemerintah agar bangsa Indonesia bisa keluar dari pandemik.


Serta, GMNI mengimbau untuk tidak melakukan kegaduhan yang dapat mengganggu pemerintah dalam mengatasi Covid-19.

"Tiga bulan terakhir ini kita sudah menyaksikan bersama bahwa kita tidak dapat beraktivitas normal seperti biasanya. Seharusnya kelompok seperti mereka membantu pemerintah saat ini memberi solusi di tengah pasca-pandemik Covid-19," kata Rival Aqma Rianda dalam diskusi online 'Di Tengah Pandemik Covid-19 Muncul Barisan Oposisi', Jumat (14/8).

Hal yang sama juga diutarakan Ketua Umum Barisan Rakyat Satu Juni (Barak 106), Martin Siahaan. Menurutnya, di tengah situasi pandemik Covid-19 masyarakat diharapkan bersatu dan memberi perhatian untuk bangsa Indonesia.

"Sudah seharusnya seluruh masyarakat bekerja sama dengan pemerintah untuk memulihkan keadaan yang sedang kacau karena Covid-19. Bahwa saat ini kondisi bangsa dalam keadaan yang butuh perhatian. Butuh persatuan, sesama warga bangsa, sesama saudara sebangsa, menyelamatkan Indonesia dengan bersatu. Bukan dengan 'membunuh' satu sama lain sesama saudara bangsa dengan menciptkan kegaduhan," terangnya.

Sementara itu, Erik Hapedrik dari Komite Muda Nusantara (KMN) menolak segala upaya penggiringan opini publik untuk kepentingan politik sesaat, menolak provokasi dan propaganda isu-isu yang tidak relevan dengan kepentingan bangsa yang sedang fokus menghadapi pandemi Covid-19.

"Kami meminta dan mengimbau kepada masyarakat untuk tetap bijaksana dalam menerima dan mengelola isu-isu dan wacana yang berkembang, masyarakat harus memfilter upaya menimbulkan kekhawatiran dan keresahan masyarakat oleh pihak-pihak tertentu demi tujuan politik kekuasaan," ucapnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya