Berita

Presiden Jokowi danbSusilo Bambang Yudhoyono/Net

Politik

Di Mata Didik J Rachbini, SBY Bermodel Konsensus Builder Dan Jokowi Itu Main Tabrak

KAMIS, 13 AGUSTUS 2020 | 18:10 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo yang belum mampu memberikan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, malah justru minus, kembali mendapat kritik dari ekonom senior Institute Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini.

Dia mengungkapkan, kontraksi ekonomi 5,32 persen pada kuartal II tahun ini mendefinisikan bahwa kinerja ekonomi kabinet rezim periode Jokowi yang tak mengalami perubahan dan bahkan menurun.

"Sebelum krisis ekonomi 2020 ekonomi sudah turun sebagai pertanda bahwa kemampuan kabinet dan leadership bidang ekonomi dan politik itu tidak mampu," ujar Didik dalam Sarasehan DN-PIM yang digelar virtual, Kamis (13/8).

Data perekonomian RI sejak 2014 hingga 2019 yang ditargetkan Jokowi, menurut Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini tidak tercapai. Terkecuali inflasi yang mana itu dikerjakan oleh Bank Indonesia.

"Pada periode 2014-2019 ada 15 sasaran legal formal yang tidak ada (dicapai). Yang di capai kecuali satu, itu inflasi, di mana inflasipun tanggung jawabnya BI. Jadi di dalam pemerintahan tidak ada yang di capai," tuturnya.

Oleh karena itu, Ketua Dewan Pengurus LP3ES ini membandingkan tata kelola ekonomi rezim Jokowi dengan rezim Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Jadi secara ekonomi ya saya mau ngekritik seperti apa ya? Wong datanya sudah seperti ini. Memang pada waktu Presiden Jokowi (memerintah) sama SBY beda ya. Kalau SBY itu konsensus builder, kalau Jokowi ini main tabrak," ucapnya.

"Jadi belom ada haha hihi woro-woro langsung tabrak, itu sekarepnya jadi presiden. DPR enggak dikonsultasikan termasuk sekarang DPR tuh dicopoti (kewenangan budgetingnya)," demikian Didik J Rachbini menambahkan.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Warisan Hakim MK sebagai Kado Idulfitri

Senin, 08 April 2024 | 13:42

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

UPDATE

Istri Lettu Agam Disebut Sejak Awal Umbar Masalah Keluarga ke Medsos

Kamis, 18 April 2024 | 17:55

Hensat: MK yang Memulai, MK Pula yang Harus Menyelesaikan

Kamis, 18 April 2024 | 17:53

Ini Persyaratan Bakal Calon Kepala Daerah Non Parpol

Kamis, 18 April 2024 | 17:49

Endus Banyak Kejanggalan, Aktivis 98 dan Rohaniwan juga Ajukan Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 17:42

Hasto Semprot Noel: Bertemu Anak Ranting PDIP Suatu Kehormatan

Kamis, 18 April 2024 | 17:39

Gerindra Siapkan Kader Muda untuk Maju Pilgub Jakarta

Kamis, 18 April 2024 | 17:25

Hasto Sentil Otto Hasibuan Soal Amicus Curiae Megawati di MK

Kamis, 18 April 2024 | 17:11

Penjualan Mobil Listrik Anjlok, Tesla PHK 280an Karyawan di AS

Kamis, 18 April 2024 | 17:03

F-PDR Siap Ikuti Megawati Ajukan Amicus Curiae ke MK

Kamis, 18 April 2024 | 16:54

Prodia Cetak Pendapatan Rp 2,2 Triliun Sepanjang 2023

Kamis, 18 April 2024 | 16:53

Selengkapnya