Berita

PM Fidel Castro menerima keris kenangan dari Presiden Sukarno/Net

Dunia

Pesan Presiden Sukarno untuk Fidel Castro: Sebuah Negara Harus Merdeka Terlebih Dahulu, Syarat Terbesar Sebuah Revolusi

KAMIS, 13 AGUSTUS 2020 | 11:25 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Menandai 60 tahun persahabatan Kuba dengan Indonesia, Kedutaan Besar Kuba pada hari ini, Rabu (13/8) mengenang jejak perjalanan Panglima Tertinggi negara itu dengan Indoneia.

Dalam laman resmi Kedutaan, Kuba mengapresiasi persahabatan yang telah terbina sejak masa Presiden RI pertama, Sukarno.

Sebagai kepala negara pertama yang mengunjungi Kuba setelah kemenangan revolusi dan Perang Dingin (13 Mei 1960), Sukarno banyak memberikan pencerahan dan semangat patriotisme kepada Kuba.

Perdana Menteri Kuba saat itu, Fidel Castro, menyambut Sukarno di bandara Havana. Selama kunjungan yang bersejarah itu, dibicarakan mengenai kerja sama yang berkelanjutan dan bersinergi. Pertemuan itu telah melahirkan rasa kekaguman satu sama lainnya, karena menemuka persamaan dalam prinsip kemerdekaan dan anti-imperialis.

Satu hal yang tidak terlupakan dalam sejarah Kuba adalah ketika Sukarno menyerahkan sebuah keris tradisional, lambang kekuasaan dan kebanggan etnis, kepada Fidel.  

"Tuan Sukarno, negara ini memiliki tekad sendiri untuk melakukan perubahan, kami merasa harus merdeka dari Amerika Serikat. Kami semakin berjaga-jaga untuk tidak membiarkan rudal Amerika menyerang kami," ujar Fidel setelah menerima keris itu.

Sukarno pun menjawabnya dengan sebuah kalimat yang dalam, yang membuka mata Kuba akan prinsip seorang kepala negara akan kedaulatan bangsanya.

"Yang Mulia Castro, sebuah negara harus merdeka terlebih dahulu. Itulah syarat terbesar sebuah Revolusi," kata Sukarno.

Percakapan dua kepala negara itu menandai jejak sejarah persahabatan yang abadi hingga kini. Kedua negara kemudian menjadi melakukan kerja sama yang solid, berdasarkan rasa saling menghormati dan kesepakatan tentang isu-isu dalam agenda internasional.

Kuba mengakui peran Indonesia sebagai cikal bakal Gerakan Non Blok dan mengapresiasi posisinya yang kokoh dan berani dalam menolak blokade ekonomi, komersial, dan finansial yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap negara Kuba.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya