Berita

Ilustrasi kapal penangkap ikan di Kepulauan Galapagos/Net

Dunia

Angkatan Laut Ekuador Terus Awasi Kapal Penangkap Ikan Asal China Di Kepulauan Galapagos

SENIN, 10 AGUSTUS 2020 | 07:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Angkatan Laut Ekuador terus melakukan pengawasan terhadap kapal-kapal besar penangkap ikan asal China yang beroperasi di dekat perairan Kepulauan Galapagos yang dilindungi.

Hal tersebut dilakukan di tengah kekhawatiran akan dampak lingkungan yang diakibatkan penangkapan ikan di area pulau-pulau yang sensitif secara ekologis di wilayah tersebut.

Misi patroli pengawasan yang dilakukan pada hari Jumat itu mencakup jembatan layang di wilayah tempat kapal-kapal raksasa itu menangkap ikan, serta pengintaian oleh kapal patroli militer. Angkatan lau mengatakan saat ini ada 340 kapal yang berada di daerah itu, lebih banyak dibandingkan dengan 260 kapal yang dilaporkan bulan lalu.


Komandan Angkatan Laut Ekuador, Laksamana Muda Darwin Jarrin, mengatakan angkatan laut telah mendekati Kolombia dan Peru untuk berbagi informasi dan mencari tanggapan regional terhadap kapal-kapal tersebut, yang sebagian besar dapat menampung hingga 1.000 ton tangkapan, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (9/8).

Armada tersebut umumnya menghabiskan beberapa minggu untuk memancing di lepas pantai Peru sebelum mendekati wilayah perairan Galapagos.

Armada penangkap ikan China sudah ada sejak 2017 di wilayah tersebut. Mereka tiba di dekat perairan Kepulauan Galapagos saat musim panas.

Kapal-kapal penangkap ikan tersebut tertarik memancing ikan di sana karena banyak spesies laut hidup di sana seperti hiu martil yang terancam punah. Penangkapan ikan semacam itu tidak ilegal karena terjadi di perairan internasional.

Namun aktivis lingkungan mengatakan hal itu memungkinkan kapal-kapal tersebut mengambil spesies laut yang tumpah dari Galapagos dan menyeberang ke perairan yang tidak terlindungi.

“Ini bukanlah sesuatu yang akan berubah dalam semalam,” Penting untuk menghasilkan perjanjian bilateral dengan negara lain sehubungan dengan penangkapan ikan ilegal, untuk memantau setiap kapal yang berada di Pasifik Selatan,” kata Menteri Luar Negeri Ekuador Luis Gallegos dalam wawancara televisi pada hari Minggu.

Pada 2017 Sebuah kapal China ditangkap di Galapagos Marine Reserve karena membawa 300 ton satwa laut.

China telah menjanjikan pendekatan "tanpa toleransi" terhadap penangkapan ikan ilegal dan telah mengusulkan moratorium penangkapan ikan di daerah tersebut antara September dan November. Armada penangkap ikan biasanya meninggalkan daerah tersebut sebelum periode itu berlaku.

Kepulauan Galapagos, yang terletak sekitar 1.000 km (620 mil) dari pantai Ekuador, adalah rumah bagi banyak spesies unik, termasuk keberadaan kura-kura raksasa, dan menjadi inspirasi bagi teori evolusi ilmuwan Inggris abad ke-19 Charles Darwin.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya