Berita

Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam/Net

Dunia

AS Makin Ofensif, Kepala Eksekutif Hong Carrie Lam Pun Kena Sanksi

MINGGU, 09 AGUSTUS 2020 | 06:52 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada para pejabat tinggi Hong Kong, termasuk Kepala Eksekutif Carrie Lam. Itu adalah langkah terbaru AS dalam menanggapi pemberlakuan UU keamanan nasional oleh Beijing di Hong Kong.

Departemen Keuangan AS pada Sabtu (8/8) mengumumkan sanksi pada Lam karena dianggap sudah bertanggung jawab secara langsung atas rusaknya otonomi dan kebebasan berekspresi di Hong Kong.

Melansir 9News, ada 10 pejabat tinggi Hong Kong yang dikenai sanksi AS, termasuk Komisaris Kepolisian Chris Tang dan mantan Komisaris Stephen Lo. Keduanya diduga melakukan telah memaksa, menangkap, menahan, dan memenjarakan individu berdasarkan UU keamanan nasional Hong Kong.

Sanksi tersebut diumumkan setelah ditandatangani dan disahkan oleh Presiden Donald Trump sebagai bagian dari tanggapan pemberlakuan UU keamanan nasional.

"Pengenaan UU keamanan nasional yang kejam baru-baru ini di Hong Kong tidak hanya merusak otonomi Hong Kong, tetapi juga melanggar hak-hak warga Hong Kong," ujar Departemen Keuangan dalam sebuah pernyataan.

Menurut Departemen Keuangan, UU tersebut merusak supremasi hukum dan menyensor individu ataupun kelompok yang dianggap tidak mendukung China.

Sesuai dengan sanksi tersebut, AS akan memblokir semua properti dan aset yang dimiliki para pejabat tersebut yang berada di bawah yuridiksi Washington.

Berkaitan dengan sanksi tersebut, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Trump akan memperlakukan Hong Kong sebagai "satu negara, satu sistem" dan tidak akan memberikan lagi hak keistimewaan.

"Partai Komunis China telah menjelaskan bahwa Hong Kong tidak akan pernah lagi menikmati otonomi tingkat tinggi yang dijanjikan Beijing kepada rakyat Hong Kong dan Inggris selama 50 tahun," tekan Pompeo.

Pernyataan Pompeo tersebut merujuk pada deklarasi penyerahan Hong Kong kepada China oleh Inggris setelah pendudukan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya