Berita

Pertemuan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR RI, Puan Maharani/Net

Politik

Pengamat: Ada Pihak Yang Pelihara Kebencian Pasca Pertemuan AHY-Puan

SABTU, 08 AGUSTUS 2020 | 05:58 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Muncul aroma ketidaksukaan sejumlah pihak terhadap komunikasi Demokrat dan PDIP pada pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.

Hal ini terlihat pada munculnya narasi membanding-bandingkan prestasi ekonomi antara era Presiden SBY dan Presiden Jokowi di tengah pertumbuhan ekonomi nasional yang terpuruh hingga -5,32%.

Demikian disampaikan Managing Director Paramadina Public Policy Institute (PPPI), Ahmad Khoirul Umam. Pada dasarnya, ia menilai pertemuan Puan dan AHY merupakan langkah positif yang harus diapresiasi di tengah krisis pandemik ini.

“Saat situasi krisis, para pemimpin politik harus mengedepankan persatuan dan kebersamaan. Ada extraordinary situation. Komunikasi politik AHY dan Puan diharapkan akan mempercepat langkah-langkah taktis mau pun strategi penanganan pandemik dan penyelamatan ekonomi negara,” kata Umam dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/8).

Menurut Umam, dukungan politik AHY sebagai partai penyeimbang penting untuk percepatan langkah-langkah pemerintah. Kekuatan politik AHY dapat mendorong percepatan itu lewat pengawasan ekstra ketat terhadap pembelanjaan alokasi anggaran penanganan pandemik yang mencapai hampir seribu triliun.

Sebab baginya, anggaran penanganan pandemik Covid-19 rawan disalahgunakan.

“Jika di kuartal I dan II semua langkah fundamental itu terlambat dilakukan sampai berdampak pada anjloknya ekonomi negara, maka pembelanjaan RP 900-an triliun dalam 5 bulan terakhir tahun 2020 ini akan membuka ruang penyalahgunaan hingga praktik megakorupsi yang masif dan berskala besar," jelasnya.

Oleh sebab itu, ia berharap komunikasi yang terbangun tidak dirusak oleh narasi yang membenturkan dan mengeksploitasi dendam serta kebencian politik masa lalu.

“Jangan terpancing mereka yang lagi-lagi mengeksploitasi dendam dan kebencian. Di tengah krisis, semua pihak harus menjaga kondusifitas politik nasional. Jangan sampai pertumbuhan ekonomi di kuartal II kembali negatif, hingga terjadi resesi atau bahkan depresi di kuartal ke-IV," tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya