Berita

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump/Net

Dunia

Trump Kesal, Media Selalu Sorot Wabah Di AS Tapi Tutupi Kebangkitan Virus Corona Di Australia

SELASA, 04 AGUSTUS 2020 | 13:16 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengomentari media-media yang selalu memojokkannya, terutama dalam hal penanganan wabah Covid-19.

Dalam akun Twitter-nya, @realDonaldTrump, ia tampak kesal dengan ulah media yang menutupi kebangkitan virus corona di negara-negara yang selama ini dianggap berhasil menangani wabah, salah satunya Australia.

Baginya, media seakan tidak adil karena fokus menyoroti lonjakan kasus Covid-19 di AS dan tidak di negara-negara tersebut.

"Virus China (kembali) mewabah di seluruh dunia, termasuk di negara-negara yang dianggap berhasil menangani penyebaran infeksi," ujar Trump dengan kembali menyebut virus corona sebagai "Virus China".

"Berita Palsu tidak melaporkan ini. AS akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya dengan segera!" tekannya.

 Di Australia, tepatnya negara bagian Victoria, telah terjadi lonjakan infeksi Covid-19 secara signifikan. Bahkan pemerintah sudah mendeklarasikan darurat bencana untuk negara bagian tersebut.

Kota terpadat kedua di Australia, Melbourne pun telah diberlakukan kuncian ketat tahap 4 selama enam pekan ke depan. Ditambah, aturan jam malam yang akan berlaku dari pukul 8 malam hingga 5 pagi setiap harinya.

Semua bisnis dan toko yang tidak penting diharuskan ditutup. Hanya ada satu orang dari setiap rumah tangga yang diperbolehkan keluar rumah untuk membeli kebutuhan dalam radius 5 km.

Setiap orang yang melanggar aturan akan didenda dari 250 ribu hingga 178 ribu dolar AS, melansir New York Post.

Sejauh ini, jumlah kasus Covid-19 di Australia telah meningkat menjadi 11.557 dengan 123 kematian.

Banyak kasus membuat pejabat kesehatan masyarakat bingung. Lantaran, sebanyak 760 kasus baru masih belum diketahui sumbernya.

Selain Australia, beberapa negara yang berhasil menangani wabah dan saat ini mengalami peningkatan infeksi adalah Vietnam, Korea Selatan, dan Hong Kong.

Di sisi lain, hingga saat ini, sudah ada sekitar 4,7 orang di Amerika yang terinfeksi Covid-19 dengan 147 ribu di antaranya meninggal.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya