Berita

Pesawat Cessna yang membawa 500 kg kokain jatuh/Net

Dunia

Jatuh Kelebihan Muatan Kokain, Pesawat Cessna Bongkar Sindikat Mafia Narkoba Di Australia

MINGGU, 02 AGUSTUS 2020 | 08:25 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebuah pesawat ringan milik perusahaan aviasi Cessna jatuh ketika berusaha lepas landas karena kelebihan muatan lantaran membawa lebih dari 500 kilogram kokain. Insiden tersebut pun berhasil mengantarkan polisi mengungkap sindikat mafia narkoba di Australia.

Pekan lalu, tepatnya 26 Juli, pesawat tersebut jatuh ketika berusaha meninggalkan landasan terbang terpencil di Papua Nugini menuju ke Australia. Pihak berwenang mengatakan pesawat itu terbang ke Papua Nugini dari kota kecil Mareeba di Far North Queensland, terbang sekitar 3.000 kaki untuk menghindari deteksi radar.

Polisi Federal Australia pada Sabtu (1/8) mengatakan, kejadian tersebut mengungkap mafia narkoba yang berbasis di Melbourne yang terkait dengan kelompok serupa di Italia.

"Dengan pembatasan perjalanan antarnegara bagian saat ini karena Covid-19, upaya untuk mengimpor obat-obatan terlarang ke Australia menunjukkan bagaimana kejahatan yang terorganisir dan serakah," ujar Wakil Komisaris Iran McCartney seperti dikutip CNN.

Pada Jumat (31/7), sebuah tempat penyimpanan kokain akhirnya ditemukan setelah melakukan pencarian di lokasi jatuhnya pesawat. Nilai totalnya diperkirakan sekitar 80 juta dolar Australia atau setara dengan sekitar 500 ribu transaksi jalanan.

Dua hari setelahnya, pilot yang menerbangkan pesawat pembawa kokain menyerahkan diri kepada polisi.

Sementara itu, sebanyak lima tersangka juga telah ditangkap di Queensland dan Victoria dalam beberapa hari terakhir karena diduga terkait dengan impor 500 kg kokain tersebut dan sejumlah pelanggaran lainnya.

Para pria yang ditangkap memiliki usia kisaran 31 hingga 61 tahun. Mereka didakwa dengan berbagai pelanggaran. Orang pertama ditangkap dengan dakwaan mengarahkan kegiatan sindikat kriminal dan pencucian uang lebih dari 1 juta dolar Australia. Sejumlah aset yang disita polisi diperkirakan bernilai 3,5 juta dolar Australia.  

Jika terbukti bersalah, masing-masing dari mereka akan menghadapi hukuman seumur hidup.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya