Berita

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K. Harman/Net

Hukum

Balas Ciutan Mahfud, Petinggi Demokrat Yakin Negara Masih Main "Cilukba" Dalam Kasus Djoko Tjandra

SABTU, 01 AGUSTUS 2020 | 09:27 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K. Harman membalas ciutaan Menko Polhukam, Mahfud di akun Twitter.

Anggota Komisi III DPR itu mengungkapkan, polemik terpidana kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra, bukan soal akrobat terpidana, tapi soal perlakukan istimewa negara kepada yang bersangkutan.

Dan sangat disayangkan, setelah main "cilukba", negara seolah-olah riang gembira bisa menangkap Djoko Tjandra.


"Ribut-ribu kita bukan soal akrobat Jokcan sejak 2009 lalu, tapi tentang negara yang gelar karpet merah untuk Jokcan, tentang lumpuhnya negara, tentang diamnya Presiden, tentang teman-teman yang mengawalnya masuk-keluar ke tempat persembunyian," ujar Benny K. Harman, Sabtu (1/8).

"Lalu negara pesta pora-sujud Jokcan ditangkap? Ci Luk Ba. Liberte!" tambah dia di akun @BennyHarmanID masih dalam twit yang sama.

Menko Polhukam, Mahfud sebelumnya mengatakan, tidak ada sandiwara hingga main "cilukba" dalam penangkapan Djoko Tjandra.

"Awalnya ada yang bilang pemerintah bersandiwara mau menangkap Joko Tjandra. Toh dia diberi karpet merah. Ada yang bilang pemerintah hanya main 'cilukba'. Ada yang bilang, ini hanya ribut sebulan dan setelah itu kasusnya dilupakan orang. Akrobat hukum Djoko Tjandra itu dimulai tahun 2009," kata dia lewat @mohmahfudmd.

Mantan Menteri Pertahanan yang berlatar belakang pakar hukum tata negara ini menjelaskan, sejak 2009 itu mafia hukum sebenarnya sudah mulai bermain. Sejak tahun itulah Djoko Tjandra melarikan diri.

"Tahun 2009 kita sudah dikerjain oleh mafia hukum, sebab Djoko Tjandra bisa tahu akan divonis 2 tahun dan lari sebelum hakim mengetokkan palu. Siapa yang memberi karpet kepada dia saat itu sehingga bisa kabur sebelum hakim mengetukkan vonisnya? Limbah mafia ini sudah lama ada, perlu kesadaran kolektif," kata Mahfud MD.

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya