Berita

Menhan Turki Hulusi Akar/Net

Dunia

Tensi Meninggi, Turki Dan Yunani Harus Segera Berdiskusi

SABTU, 01 AGUSTUS 2020 | 08:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tensi ketegangan antara Turki dan Yunani di Mediterania Timur semakin tinggi pasca kedatangan kapal eksplorasi energi Turki, Barbaros Hayrettin Pasa, di Republik Turki Siprus Utara (TRNC).

Untuk membahas hal teesebut, para pejabat Turki dan Yunani akan melakukan pertemuan di ibu kota Ankara dalam beberapa hari mendatang kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar Jumat (31/7).

“Kami mencoba menyelesaikan masalah dengan [jenis] pertemuan ini. Pekerjaan kami berlanjut ke arah ini,” kata Hulusi Akar usai melaksanakan sholat Ied di Masjid Selimiye di Edirne, Turki barat laut, seperti dikutip dari AA, Jumat (31/7).

Akar didampingi oleh Kepala Staf Umum Jenderal Yasar Guler, Komandan Angkatan Darat Jenderal Umit Dundar, Komandan Angkatan Udara Jenderal Hasan Kucukakyuz, serta Komandan Pasukan Angkatan Laut Adnan Ozbal.

Pada hari Kamis (30/7) waktu setempat seorang pejabat Yunani mengatakan bahwa Athena ingin mengadakan pembicaraan tentang pembatasan batas laut dengan Turki.

Pada konferensi pers mingguan, juru bicara pemerintah Yunani Stelios Petsas menekankan pentingnya saluran komunikasi terbuka dengan Turki, terutama di tengah meningkatnya ketegangan, merujuk pada Aegean dan Mediterania Timur.

Dia menambahkan bahwa Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengadakan pembicaraan telepon dengan pemimpin Siprus Yunani Nicos Anastasiadis mengenai kedatangan kapal eksplorasi energi Turki, Barbaros Hayrettin Pasa, di Republik Turki Siprus Utara (TRNC).

Turki adalah negara penjamin untuk Siprus Turki dan telah secara konsisten menentang pengeboran sepihak pemerintah Siprus Yunani di Mediterania Timur, menegaskan bahwa TRNC juga memiliki hak atas sumber daya di daerah tersebut.

Pada tahun 1974, setelah kudeta yang ditujukan untuk mencaplok Siprus oleh Yunani, Ankara harus melakukan intervensi sebagai kekuatan penjamin. Pada tahun 1983, TRNC didirikan.

Beberapa dekade sejak itu terjadi beberapa upaya untuk menyelesaikan perselisihan Siprus, semuanya berakhir dengan kegagalan. Yang terbaru, diadakan dengan partisipasi negara-negara penjamin - Turki, Yunani, dan Inggris - namun semua berakhir tanpa kemajuan pada 2017 di Swiss.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya