Berita

Gurubesar Ekonomi Universitas Indonesia, Prof Sri Edi Swasono/Net

Politik

Prof Sri Edi Swasono: Dulu Merdeka Untuk Berdaulat, Sekarang Kedaulatan Justru Dijual Dengan Berutang Ke Asing

JUMAT, 31 JULI 2020 | 17:27 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Indonesia saat ini sudah tidak mandiri lantaran selalu bergantung pada luar negeri. Namun sayangnya, pemerintah seolah tak sadar bahayannya bila ketergantungan terhadap utang luar negeri.

Begitu kata Gurubesar Ekonomi Universitas Indonesia, Prof Sri Edi Swasono saat menjadi narasumber di Bravos Radio Indonesia.

"Kebesaran ekonomi kita bukan kebesaran ekonomi kemandirian. Dulu kita merdeka itu untuk mandiri, untuk berdaulat. Kita sekarang menjuali kedaulatan, tidak mandiri, sembarangan utang, utangnya kebanyakan. Enggak peduli utang lagi, utang lagi, utang lagi," ujar Prof Sri Edi Swasono dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (31/7).


Melihat kecenderungan pemerintah yang rajin berutang, ia pun ragu bahwa pemerintah sebenarnya tak sadar dengan bahaya bila terus-terusan berutang ke luar negeri.

"Bahayanya pembangunan kolaps, banyak orang meramalkan bahwa kita tidak bisa membayar utang. Utang tidak akan terbayar, (imbasnya) membebani generasi mendatang. Padahal tempo hari kita bersyukur Pak Mahathir waktu jadi Perdana Menteri (Malaysia) sempat mengingatkan kita, hati-hati dengan utang dari China, karena ini adalah jebakan utang," jelas Prof Sri Edi.

Pemerintah, kata dia, harusnya segera berbenah dengan merombak pembangunan dalam negeri berdasarkan kemandirian serta kesadaran kedaulatan nasional, termasuk meningkatkan kewaspadaan.

"Bagaimana orang-orang keturunan asing, semua WNI keturunan asing tak cuma China saja, juga yang Arab, juga yang India, juga yang lain-lain, itu lahir di sini, besar di sini, menikmati hidup di sini. Mbok ya mencintai Ibu Pertiwi ini. Jangan hatinya kepada negara leluhur masing-masing, cintalah pada Ibu Pertiwi," terang Prof Sri Edi.

Hal tersebut ditekankan karena ia merasa nasionalisme dan pembangunan karakter bangsa sendiri masih amburadul dan semrawut selama hampir 75 tahun merdeka.

"Jadi sesungguhnya siapa yang gagal? Barangkali yang gagal sistem pendidikan kita, tidak membentuk nation building and character building dengan baik," pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya