Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin/Net
Hari Raya Idul Adha memiliki fungsi sebagai pengingat manusia mengenai arti kesabaran dan penghiburan. Warga Malaysia harus ingat, banyak orang yang telah berkorban untuk mencegah penyebaran virus dan mereka harus dihargai.
Begitu kiranya pesan yang disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin saat memberikan pidato Idul Adha, seperti dimuat Bernama, Jumat (31/7).
"Saya harus ingatkan semua orang bahwa kita belum sepenuhnya mengatasi wabah ini. Malaysia dan banyak negara lain belum dinyatakan bebas Covid-19," ujarnya.
"Bahkan, akhir-akhir ini kita telah melihat peningkatan kasus. Karena itu, kita tidak bisa berpuas diri. Sebaliknya, kita harus melanjutkan upaya untuk memutus rantai infeksi Covid-19," sambungnya.
Muhyiddin mengatakan, selain memberikan kurban, umat Islam juga diingatkan untuk berkorban dengan mematuhi protokol kesehatan.
“Batasi jumlah orang di tempat penyembelihan, tidak boleh lebih dari 20 orang untuk satu sapi, dan tidak ada perayaan yang diizinkan. Setelah penyembelihan selesai dan daging didistribusikan, segera pulang," terangnya.
“Di rumah, pastikan kerabat yang berkunjung tidak melebihi 20 orang sekaligus. Hindari salam jabat tangan. Jika ada anggota keluarga yang dikarantina di rumah, beri tahu kerabat, tetangga, dan teman Anda untuk tidak berkunjung, karena berbahaya," papar Muhyiddin.