Berita

Ditunjuk Jadi Kepala Mata-mata MI6, Richard Moore Punya Tugas Awasi China/Net

Dunia

Ditunjuk Jadi Kepala Mata-mata MI6, Tugas Pertama Richard Moore Awasi China

KAMIS, 30 JULI 2020 | 16:25 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Inggris menunjuk Richard Moore mantan duta besar Inggris untuk Turki sebagai pemimpin dinas intelijen rahasia pemerintah, MI6, pada Rabu (29/7).

Moore yang kini menjabat sebagai direktur politik di Kantor Luar Negeri Inggris, akan mulai melaksanakan tugas barunya pada musim gugur mendatang.

"Saya merasa terhormat dengan penunjukkan ini di mana saya diminta kembali ke MI6," ujar Moore, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (30/7).

Moore, yang kini berusia 57 tahun, memulai karirnya di bidang intelijen pada 1987. Saat itu, MI6 lebih dikenal sebagai SIS atau Secret Inteligence Service. Ia bergabung tak lama setelah Uni Soviet runtuh. Dirinya juga pernah menjabat sebagai utusan Inggris untuk Turki antara Januari 2014 dan Desember 2017.

Sebagai mata-mata MI6, Moore bertugas layaknya agen rahasia James Bond seorang tokoh detektif rekaan Ian Flemings.

Tantangan terbesar Moore saat ini kemungkinan adalah China, yang telah diidentifikasi Amerika Serikat sebagai musuh geopolitik utama, selain itu ia juga harus berjuang untuk mendapatkan pendanaan setelah politisi Inggris berdebat tentang krisis virus corona. Dalam tugasnya Richard Moore akan memiliki nama sandi "C" yang diambil dari kata Chief.

Moore akan menggantikan Sir Alex Younger, yang telah menjadi kepala agen mata-mata selama enam tahun terakhir.  Ia menjabat lebih lama dibandingkan kepala-kepala MI6 sebelumnya karena Brexit. Ia diminta memastikan Brexit tidak memiliki dampak buruk dari sisi intelijen. Salah satu isu tingkat tinggi yang pernah ditangani Younger adalah upaya pembunuhan agen ganda Rusia Sergei Skripal yang dipimpin oleh MI6, di kota Salisbury di katedral Inggris pada  2018.

Dalam kasus itu Inggris menyalahkan intelijen militer Rusia (GRU) tapi kemudian Kremlin membantah terlibat. Serangan itu mendorong pengusiran diplomat dan mata-mata Rusia terbesar oleh Barat sejak Perang Dingin berkecamuk.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya