Berita

Presiden Belarus Alexander Lukashenko/Net

Dunia

Belarusia Tangkap Puluhan Tentara Bayaran Rusia Yang Dituding Akan Kacaukan Pemungutan Suara

KAMIS, 30 JULI 2020 | 06:40 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Beberapa hari jelang pemilihan presiden pihak berwenang Belarusia mengumumkan bahwa mereka telah menahan puluhan kontraktor militer swasta Rusia, suatu tanda meningkatnya ketegangan antara kedua tetangga.

Presiden otoriter Belarus Alexander Lukashenko, yang sedang menargetkan jabatan keenam dalam pemungutan suara 9 Agustus mendatang, telah berulang kali menuduh Rusia berusaha memaksa Belarus untuk meninggalkan kemerdekaannya pasca-Soviet.

Selama 26 tahun masa kepemimpinannya, Lukashenko yang kini berusia 65 tahun telah mengandalkan subsidi Rusia dan dukungan politik mereka tetapi dengan keras menentang upaya Moskow untuk mendapatkan kendali atas aset ekonomi Belarus.


Dikutip dari AFP, Rabu (29/7) penangkapan belasan warga Rusia yang dituduh berencana mengacaukan Belarus di tengah kampanye pemilihan mendorong ketegangan politik antara kedua negara ke tingkat yang baru.

Kantor berita Belarusia, BelTA mengatakan bahwa 32 anggota perusahaan militer swasta Wagner Group Rusia ditahan di sanatorium di luar Minsk oleh tim SWAT dari Komite Keamanan Negara Belarusia, yang masih dikenal dengan nama era Soviet-nya KGB.

Juru bicara badan investigasi top Belarus Yulia Goncharova, mengkonfirmasi penahanan tersebut tetapi menolak untuk memberikan komentar lebih jauh.

Kedutaan Besar Rusia di Belarus tidak segera berkomentar mengenai laporan itu, mereka mengatakan bahwa pihaknya belum menerima informasi resmi terkait penahanan warganya dari pihak berwenang Belarusia.

BelTA mengatakan bahwa agen-agen penegak hukum Belarusia bertindak atas petunjukyang menyebutkan bahwa lebih dari 200 gerilyawan tiba di Belarus dengan misi untuk mengacaukan negara selama kampanye pemilihan.

Lukashenko adalah seorang mantan direktur pertanian negara, telah memerintah negara bekas Uni Soviet yang berpenduduk 9,5 juta dengan tangan besi, menindak pembangkangan dan kebebasan media serta memperluas kekuasaannya melalui pemungutan suara yang telah menuai kritikan negara-negara Barat dan dicap sebagai kecurangan.

Pemimpin Belarusia itu diperkirakan akan dengan mudah memenangkan pemilihan kembali pada 9 Agustus mendatang, meskipun gelombang protes dari oposisi bermunculan dipicu oleh kelelahan publik terhadap pemerintahannya serta dampak ekonomi yang menyakitkan akibat pandemik Covid-19.

Bank Dunia memperkirakan bahwa ekonomi Belarusia akan menyusut setidaknya 4 persen tahun ini, penurunan terbesar dalam seperempat abad perjalanan negara itu.

Pejabat pemilu Belarus melarang dua penantang utama presiden tampil di pemungutan suara.

Salah satu penantang, Viktor Babariko, mantan kepala bank besar yang dikendalikan Rusia, telah dipenjara karena kasus pencucian uang dan tuduhan penggelapan pajak.

Yang lain, Valery Tsepkalo, mantan dutabesar untuk Amerika Serikat dan pendiri taman pengembangan teknologi tinggi yang berkembang, ditolak untuk melakukan pendaftaran setelah pihak berwenang membatalkan beberapa tanda tangan yang telah dikumpulkannya untuk memenuhi syarat.

Tsepkalo melarikan diri ke Rusia bersama anak-anaknya setelah menerima peringatan bahwa dia akan segera ditangkap oleh pemerintah, pihak berwenang berencana untuk mencabut hak-hak orang tuanya dan membawa anak-anaknya pergi.

Svetlana Tikhanovskaya, istri blogger oposisi yang dipenjara, Sergei Tikhanovsky, adalah satu-satunya kandidat oposisi yang diizinkan mengikuti pemungutan suara.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya