Berita

Ilustrasi

Politik

PAPD Minta Kejaksaan Agung Turun Tangan Selidiki Mafia Timah Di Bangka Belitung

KAMIS, 30 JULI 2020 | 05:40 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Perhimpunan Advokat Pro Demokrasi (PAPD) beri perhatian serius pada persoalan monopoli eskpor timah di Bangka Belitung yang dikuasai oleh mafia.

Salah satunya disuarakan Agus Rihat Manalu. Dia menyebut ekspor timah batangan di Bangka Belitung terkendala oleh regulasi yang seperti dibuat-buat dengan tujuan mematikan pengusaha kecil dan akhirnya pertambangan hingga perdagangan timah batangan dikuasai segelintir orang.

“Hanya lima perusahaan yang selalu bisa ekspor, sehingga mengakibatkan belasan perusahaan smelter swasta timah di Bangka Belitung bangkrut,” kata Rihat dalam keteranganya, Rabu (29/7).

Untuk itu, Rihat meminta agar Kejaksaan Agung bergerak untuk melakukan langkah-langkah penegakan hukum dengan menyelidiki terkait adanya dugaan kendali lembaga surveyor untuk memuluskan monopoli ekspor.

“Kajaksaan Agung harus selidiki, karena lembaga surveyor itu diduga dikendalikan oleh mafia sehingga bekerja melampaui kewenangannya," katanya.

"Padahal mereka bekerja mestinya hanya melakukan verifikasi produksi sampling dan pengujian quality untuk mengetahui mutu dan kualitas,” dia menambahkan.

Sebelumnya, Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy Satyo P. mengungkapkan, sektor tambang di Bangka Belitung konon dikuasai oleh Harvey Moeis, orang yang bisa mengatur mana perusahaan penambangan timah yang bisa beroperasi maupun yang tidak.

Aktivis 1998 ini menduga, lima perusahaan yaitu PT Refined Bangka Tin, CV Venus Inti Perkasa, PT Tinindo Inter Nusa, PT Sariwiguna Bina Sentosa dan PT Stanindo Inti Perkasa.

Lima perusahaan itu yang mendapat RKAB yang konon tak lepas dari kuasa dan pengaruh seorang Harvey Moeis.

“Praktis smelter-smelter yang lain tidak akan diberikan RKAB untuk produksi timah kalau tanpa persetujuan seorang Harvey Moeis,” ungkapnya.

Jika hal ini dibiarkan berlarut, kata dia, pelanggaran oligopoli dan oligarki penguasa dan pengusaha dibiarkan membuat bangsa ini miskin dan hanya memperkaya segelintir orang model seperti Harvey Moeis.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya