Berita

Eks Ketua KPK, Abrahamad Smaad/Net

Politik

Dugaan Abraham Samad, Uang Djoko Tjandra Telah 'Membeli' Nasionalisme Seseorang

RABU, 29 JULI 2020 | 21:46 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Buronan Kejaksaan Agung (Kejagung) kasus hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra dianggap memiliki sesuatu yang bisa "membeli" Nasionalisme seseorang sehingga mampu keluar dan masuk Indonesia.

Begitu kata mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad dalam tulisannya di akun twitter pribadinya pada Rabu (29/7) yang telah dikonfirmasi Kantor Berita Politik RMOL.

Awalnya, Samad menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan banyak pertanyaan soal mudahnya seorang buronan dalam hal ini Djoko Tjandra bisa masuk NKRI tanpa melewati prosedur ketat keimigrasian.

"Satu diantara banyak jawaban di kepala saya, DC (Djoko Tjandra) memiliki sesuatu yang bisa "membeli" nasionalisme seseorang, dan itu adalah uang," kata Samad dalam akun twitternya @AbrSamad, Rabu (29/7).

Karena kata Samad, dengan uang, Djoko Tjandra dapat membeli koneksi ke beberapa elite agar dibantu dapat melewati ketatnya keimigrasian sehingga mampu keluar dan masuk Indonesia tanpa diketahui bahwa Djoko Tjandra merupakan seorang buronan.

"Dengan uang itu, dia membeli koneksi ke beberapa elite agar dibantu. Dan para elite ini bukan tidak tahu siapa JC (Djoko Tjandra) itu, mereka tahu, tapi mereka sengaja menjadi pemain di belakang layar untuk membantu kepentingan JC (Djoko Tjandra) di INA (Indonesia). Termasuk penegak hukum," jelas Samad.

Selain itu, Samad pun menilai bahwa mudahnya Djoko Tjandra mendapatkan EKTP dengan mengubah namanya menjadi Joko Tjandra merupakan hanya sekeping cerita yang dimulai dari hulu, yakni Imigrasi.

"Imigrasi kecolongan, atau memang sebagai kecolongan. Tidak mungkin Djoko Tjandra bisa masuk tanpa melewati keimigrasian. Untuk bisa lolos, harus ada orang yang membantu, dan dia bukan orang biasa," terang Samad.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya