Berita

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong/Net

Dunia

PM Singapura Khawatir Ketegangan AS-China Berlanjut Setelah Pilpres 2020

RABU, 29 JULI 2020 | 08:50 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong mengaku khawatir dengan hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China saat ini. Lantaran tidak seperti biasanya, ketegangan dua kekuatan dunia tersebut melibatkan banyak pihak.

Melalui dialog virtual yang diselenggarakan sebuah lembaga think tank pada Selasa (28/7), Lee menjelaskan, setiap tahun-tahun pemilihan presiden AS, hubungan Washington dan Beijing selalu menjadi sorotan. Namun, itu akan mereda seiring dengan pemerintahan baru AS ditetapkan.

Tetapi jika melihat situasi saat ini, Lee mengaku tidak yakin jika keadaan akan mereda setelah pemilihan presiden AS pada 3 November. Itu karena ketegangan AS dan China melibatkan konsensus bipartisan, di mana banyak negara ikut memandang China sebagai ancaman.

"Setelah beberapa waktu ketika pemerintahan baru bekerja, Anda mulai memahami seperti apa sebenarnya dunia ini dan keadaan mulai tenang," ujarnya seperti dikutip CNA.

"Saya tidak yakin apakah ini akan terjadi kali ini, karena lapangannya sangat berbeda, sedih untuk mengatakan, konsensus bipartisan memperlakukan China sebagai ancaman sangat luar biasa," jelasnya.

"Dan saya khawatir itu akan berlanjut melewati pemilu dan jika itu terjadi, saya pikir itu pertanda buruk bagi dunia," sambungnya.

Lee menyebut, hubungan AS dan China saat ini dalam situasi yang tidak menguntungkan. Keduanya melakukan aksi balasan dan masalah telah menyebar ke semua bidang. Hal yang paling buruk adalah hubungan diplomatik.

Menurut Lee, hubungan bilateral antara AS dan China sangat penting karena menyangkut seperempat umat manusia. Ketika perselisihan tersebut menjalar ke hubungan diplomatik, maka akan menjadi sangat berbahaya.

Selama ini, hubungan buruk AS dan China dipengaruhi oleh berbagai aspek, mulai dari perang dagang, spionase, Hong Kong, Laut China Selatan, hingga pandemik Covid-19.

Baru-baru ini, AS telah menutup Konsulat Jenderal China di Houston. Sebagai balasan, China menutup Konsulat Jenderal AS di Chengdu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya