Berita

Presiden Venezuela Nicolas Manduro/Net

Dunia

AS Tuding Presiden Nicolas Manduro Akan Lakukan Kecurangan Pada Pemilu Desember Mendatang

RABU, 29 JULI 2020 | 08:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika Serikat kembali melemparkan tudingan yang mendiskreditkan Presiden Venezuela Nicolas Manduro, mereka menuduh pemimpin kiri itu akan melakukan kecurangan dan memanipulasi hasil dalam pemilihan yang direncanakan akan digelar akhir tahun ini.

Pihak berwenang Venezuela telah mengumumkan pemilihan parlemen pada 6 Desember mendatang.

Mahkamah Agung yang dikontrol rezim Manduro telah menunjuk direktur badan pemilihan, yang memperluas dua pertiga jumlah kursi di badan legislatif, mengutip peningkatan demografis di negara yang telah menyaksikan jutaan orang melarikan diri akibat ekonomi yang hancur.


"Ini adalah demonstrasi lain bahwa dengan Maduro masih berkuasa, dan dalam posisi untuk memanipulasi pemilu dan hasilnya, tidak akan ada pemilihan yang bebas dan adil di Venezuela," kata Elliott Abrams, perwakilan khusus AS di Venezuela, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/7).

 "Kondisi untuk pemilihan umum yang bebas dan adil sebenarnya jauh lebih buruk hari ini daripada pada Mei 2018, ketika Maduro mengadakan pemilihan presiden yang menurut demokrasi di seluruh dunia adalah penipuan," katanya kepada wartawan.

Sejak Januari 2019, Amerika Serikat dan sekitar 60 negara lainnya telah mengakui pembicara Majelis Nasional Juan Guaido sebagai presiden sementara, menolak pelaksanaan pemilihan.

Amerika Serikat telah menimbun banyak sanksi untuk Venezuela, termasuk berusaha memblokir ekspor minyak, pembuat uang yang penting bagi rezim.

Tetapi Maduro tetap berkuasa dengan dukungan militer Venezuela, China dan Rusia.

Upaya Norwegia untuk memediasi solusi di Venezuela berakhir dengan jalan buntu setahun yang lalu, tetapi sebuah delegasi Norwegia baru-baru ini kembali ke Caracas.

Abrams memuji inisiatif Norwegia tetapi mengatakan dia tidak optimis.

Rezim "telah berada di meja beberapa kali tetapi tidak pernah secara serius (dan) tidak pernah mau menegosiasikan pertanyaan sebenarnya, yang merupakan transisi menuju demokrasi," katanya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya