Berita

Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita berjalan dengan timpalannya dari Pantai Gading Alassane Ouattara pada saat kedatangannya di Bamako, Mali 23 Juli 2020/Net

Dunia

Presiden Nigeria Bela Presiden Mali Yang Dituntut Mundur: Tidak Akan Ada Perubahan Kekuasaan Yang Tidak Konstitusional

SABTU, 25 JULI 2020 | 06:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Para pemimpin Afrika Barat direncanakan menggelar KTT luar biasa virtual pada Senin (27/7) untuk mengusulkan langkah-langkah mengakhiri krisis politik yang semakin dalam di Mali, setelah sebelumnya lima kepala negara bertemu dengan Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita beserta perwakilan kubu oposisi di ibu kota negara itu Bamako pada Kamis lalu.

Para presiden dari lima negara Afrika Barat mengadakan pembicaraan sepanjang hari dengan berbagai pihak untuk mencoba mengakhiri kebuntuan politik yang telah mengguncang Mali dan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa krisis akan merusak pertarungan regional melawan kelompok militan Islam.

"Kami telah memutuskan bahwa kami akan melaporkan kembali kepada semua kepala negara selama pertemuan luar biasa pada Senin 27 Juli," kata Presiden Nigeria sekaligus ketua dari 15 anggota blok ECOWAS regional, Mahamadou Issoufou, seperti dikutip dari AFP, Jumat (24/7).


"ECOWAS akan mengambil langkah-langkah kuat yang akan berkontribusi pada resolusi krisis," kata Issoufou.

Dalam beberapa pekan terakhir puluhan ribu orang yang marah dan kecewa terhadap pemerintahan Presiden Ibrahim Boubacar Keita turun ke jalan untuk melakukan unjuk rasa yang memicu bentrokan dengan polisi di mana PBB mengatakan setidaknya 14 pengunjuk rasa telah tewas selama bentrokan.

Kelompok oposisi yang disebut M5-RFP yang dipimpin oleh seorang ulama Muslim Saudi, Mahmoud Dicko, mengatakan mereka tidak akan menghentikan aksi sampai Presiden Keita mundur. Hal itu meningkatkan kekhawatiran negara-negara tetangga tentang krisis yang berkepanjangan di Mali.

Usai pertemuan dengan para pemimpin Afrika Barat itu Dicko mengatakan bahwa tidak ada kemajuan dan tidak ada sesuatu yang ditawarkan yang dapat diterima oleh mereka.

"M5-RFP menuntut pengunduran diri Keita atau sesuatu yang memuaskan tuntutan kami, yang meliputi pembentukan komite penyelidikan kematian warga sipil dan pemerintah transisi," kata juru bicara kelompok itu Nouhoum Togo.

Sementara itu Issoufou mengatakan bahwa ECOWAS telah menarik garis merah atas tuntutan pihak oposisi yang menginginkan Keita untuk mengundurkan diri.

"Tidak akan ada perubahan kekuasaan yang tidak konstitusional di wilayah ECOWAS," kata Issoufou.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya