Berita

Prancis mengutuk pelanggaran kemanusiaan terhadap minoritas di Xinjiang/Net

Dunia

Kutuk Kekerasan Terhadap Uighur, Prancis: Tak Dapat Diterima

RABU, 22 JULI 2020 | 16:54 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Prancis menjadi satu dari sekian banyak negara yang ikut mengecam pelanggaran kemanusiaan di Xinjiang terhadap minoritas Uighur dan Turki.

Kepada parlemen pada Selasa (21/7), Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian mengatakan, pihaknya selalu mengikuti perkembangan informasi di Xinjiang, baik itu melalui pers maupun organisasi-organisasi hak asasi manusia.

"Menurut informasi yang kami baca atau miliki, ada kamp-kamp penjara untuk orang-orang Uighur, penahanan massal, penghilangan paksa, kerja paksa, sterilisasi paksa, penghancuran warisan Uighur," terang Le Drian seperti dikutip CNA.


"Semua tindakan ini tidak dapat diterima. Kami mengutuk mereka dengan tegas," tambahnya sembari diiringi tepuk tangan para legislator.

Lebih lanjutkan, Le Drian mengatakan, Prancis mendesak China untuk memberikan akses agar Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia bisa melakukan tinjauan ke Xinjiang.

Bukan secara tiba-tiba, komentar tersebut muncul di tengah ketegangan yang terjadi antara Barat dan China yang kian meningkat. Khususnya ketika Beijing memberlakukan UU keamanan nasional dan banyaknya keluhan keamanan mengenai raksasa telekomunikasi, Huawei.

Pada awal Juli, Amerika Serikat (AS) telah memberikan sanksi pada pejabat senior China yang dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran kemanusiaan di Xinjiang. Pekan ini, AS juga memasukan 11 perusahaan China ke dalam daftar hitam.

Inggris juga tidak ketinggalan. Pada Minggu (19/7), Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab menuding China telah melakukan pelanggaran kemanusiaan yang mengerikan.

Sebuah video mengenai penindasan dan upaya genosida terhadap etnis Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang juga tersebar di media-media Barat.

Selama ini, China telah membantah melakukan pelanggaran kemanusiaan. Beijing berdalih kamp-kamp tersebut digunakan untuk pelatihan kejuruan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya