Berita

Posisi Akhyar Nasution akan sangat dilematis jika tak mendapat dukungan dari PDIP/RMOLSumut

Politik

Dukungan Demokrat Dan PKS Membuat Posisi Akhyar Nasution Jadi Dilematis

SENIN, 20 JULI 2020 | 11:48 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Dampak dari pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, terkait Pilkada Serentak 2020 membuat posisi Akhyar Nasution dilematis. Demikian disampaikan Akademisi asal Universitas Medan Area (UMA), Rholand Muary.

“Sepertinya Akhyar Nasution tetap tanpa PDIP,” ujarnya, Senin (20/7), dilansir Kantor Berita RMOLSumut.

Dikatakan Rholand Muary, Akhyar Nasution merupakan kader loyal PDIP sejak dahulu. Namun, dengan kemunculan Bobby Nasution yang juga ingin maju, membuktikan bahwa posisi tawar Akhyar masih lemah.

“Jika dia calon potensi yang akan diusung, harus sejak lama diumumkan oleh PDIP. Namun hingga saat ini belum Akhyar dapatkan,” ungkapnya.

Kondisi makin rumit karena Akhyar sudah mengantongi dukungan dari PKS dan Demokrat yang notabene berada di luar pemerintahan.

“Jika itu terjadi akan menyulitkan untuk memuluskan program-program dari pusat hingga ke daerah. Posisi Akhyar sangat dilematis,” bebernya.

Sebelumnya, melalui keterangan resminya, Djarot Saiful Hidayat menyebut jika PDIP tak akan berkoalisi dengan PKS dan Demokrat dalam Pilkada 2020.

“PDIP tidak akan berkoalisi dengan Demokrat dan PKS untuk kontestasi pilkada ke depan,” ujar Plt Ketua DPD PDIP Sumut tersebut.

Keputusan tersebut diambil, kata Djarot, karena kedua partai dinilai berlawanan dengan arah Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Aspirasi untuk tidak bekerja sama dengan Partai Demokrat dan PKS juga banyak saya terima. Hal tersebut juga positif. Dengan kebersamaan antara Demokrat dan PKS yang berada di luar pemerintahan, sehat bagi demokrasi,” ungkapnya.

Dijelaskannya, dalam mengusung calon kepala daerah, termasuk Gibran dan Bobby Nasution, PDIP mengambil keputusan atas dasar pertimbangan ideologis.

“Utamanya bagaimana Pancasila dijalankan dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.

Djarot menjelaskan, PDIP selalu mendorong, kerja sama politik dengan seluruh partai pengusung pemerintahan Jokowi. Katanya, kerja sama parpol dalam pilkada merupakan embrio kerja sama untuk Pemilu 2024.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya