Berita

Hashim Djojohadikusumo (kiri) dalam pertemuan dengan awak media/RMOL

Politik

Tersinggung Disebut Kolusi, Hashim Djojohadikusumo: Kalau Saya Mau Ya Di Kemenhan, Ngapain Di Lobster?

JUMAT, 17 JULI 2020 | 22:41 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Pimpinan Arsari Group, Hashim Djojohadikusumo tidak membantah jika dirinya suka dengan uang. Namun demikian dia menampik jika cara-caranya dan PT. Bima Sakti Bahari yang berada di bawah naungannya diperoleh dengan cara yang tidak benar.

Penegasan itu disampaikan untuk membantah pemberitaan yang menyebut ada kolusi di antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dipimpin kader Gerindra dengan perusahaannya.

“Kami suka uang, kami suka fulus. Tetapi caranya tidak seperti ini. Saya kakak saya tidak mau merusak nama keluarga kami," ujar Hashim saat bertemu awak media di Ayana Hotel, Jakarta (17/7).

Menurutnya, jika memang dirinya punya niat untuk kolusi, maka bisa dengan mudah hal itu dilakukan di Kementerian Pertahanan yang dipimpin kakaknya, Prabowo Subianto.

Terlebih proyek-proyek di kementerian itu yang mencapai nilai Rp 50 triliun. Andai para pemegang tender diminta 1 persen saja, maka keluarganya sudah bisa meraup untuk Rp 500 miliar dengan mudah dan cepat. Tidak perlu harus menunggu hingga dua tahun seperti budidaya lobster yang akan mereka jalani.

"Kalau saya mau ya di Kementerian Pertahanan, ngapain saya di lobster?” tegasnya dengan nada meninggi.

Hashim pun mengaku tawaran fee hingga lima persen berdatangan saat Prabowo Subianto baru beberapa pekan dilantik sebagai menhan.

“Bahkan ada makelar yang menawarkan fee sampai 5 persen. Tapi saya dan kakak saya tidak mau,” cerita Hashim.

Sebelumnya dia mengurai bahwa bisnis lobster dilakukan perusahaannya lantaran bisnis di bidang mutiara tengah paceklik. Ada lebih dari 200 karyawan terancam di-PHK, jika alternatif tidak diambil.

Demi menyelamatkan para karyawan, perusahaan PT Bima Sakti Mutiara akhirnya mengubah arah dan ikut dalam pembudidayaan lobster yang telah dibuka. Seiring perubahan itu, nama perusahaan juga berubah menjadi PT Bima Sakti Bahari.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya