Berita

Enny Sri Hartati/Net

Politik

Penanganan Covid-19 Sektor Ekonomi, INDEF Sebut Konsep Pemerintah Saja Tidak Jelas Apalagi Implementasi

JUMAT, 17 JULI 2020 | 18:54 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Sejak tataran konsepsi, upaya pemerintah menangani pandemik Covid-19 pada sektor ekonomi masih rancu dan belum clear. Artinya, bila dari konsepsi saja tidak jelas apalagi dalam implementasi.

Begitu disampaikan ekonom senior INDEF, Enny Sri Hartati saat mengisi diskusi daring yang diselenggarakan Koalisi Masyarakat Penegak Keadilan (KMPK), bertajuk "UU Corona Bagian Dari Oligarki Fulus Mulus", Jumat (17/7).

"Bahwa tidak ada suatu konsep yang jelas dan clear oleh pemerintah. Apa yang disebut dana perlindungan sosial, apa yang dimaksud dengan anggaran untuk ekonomi. Ini kan dua hal yang berbeda," ujar Enny.

Enny menguraikan, konsep yang diformulasikan pemerintah dalam menangani dampak ekonomi akibat Covid-19 antara lain terfokus pada perlindungan sosial yang menelan anggaran sekitar Rp 203,9 triliun.

Itu pun, kata dia, meliputi delapan skema antra lain Program Keluarga Harapan (PKH) Rp 37,4 triliun, sembako Rp 43,6 triliun, Bansos khusus Jabodetabek Rp 6,8 triliun dan Bansos non Jabodetabek Rp 32,4 triliun.

Kemudian, program Pra Kerja, diskon listrik dan logistik sembako termasuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diambil dari realokasi Dana Desa.

Enny menjelaskan, Bansos itu adalah untuk menolong masyarakat yang membutuhkan uluran bantuan agar bisa survive jika menerima bansos. Berbeda dengan sektor ekonomi yang seharusnya tepat sasaran dengan satu skema saja.

"Yang sifatnya perlindungan sosial itu Bansos. Karena ini melalui pintu perlindungan sosial sementara yang disasar mestinya satu kelompok miskin, rentan miskin," kata Enny.

"Ini dari awal sekali sudah diingatkan, kalau ditengah pandemi membutuhkan langkah kecepatan tetapi juga harus tepat. Mestinya jangan terlalu banyak skema, satu skema saja. Sehingga itu akan memudahkan untuk melakukan mapping, eksekusi, kontroling," demikian Enny.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya