Berita

Foto ilustrasi/Net

Publika

Bahaya Pemimpin Culas

RABU, 15 JULI 2020 | 09:49 WIB

KEPEMIMPINAN itu penting untuk membawa yang dipimpin pada nilai dan sasaran yang telah disepakati. Tujuannya adalah agar sejahtera dan bahagia. Kepercayaan merupakan modal dari kesuksesan. Ia harus amanah. Pemimpin culas pasti dibenci.

Culas "lazy, indolen, deceitful, dishonest" menurut KBBI memiliki dua makna. Pertama, malas sekali, tidak tangkas, lamban. Kedua, curang, tidak jujur, tidak lurus hati.

Pemimpin culas adalah pemimpin yang lamban, curang, dan tidak jujur. Pemimpin culas tidak berkhidmat pada yang dipimpin. Kepentingan diri sangat kuat, sering melakukan langkah atau kebijakan yang bersifat manipulatif.


Dalam agama, pemimpin culas tercela dan bermasa depan suram. Dari Ma'qil bin Yasaar ia berkata, saya mendengar Rosulullah SAW bersabda:

"Tidaklah seorang hamba yang diberi amanah oleh Allah untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya melainkan Allah haramkan surga atasnya". (muttafaq 'alaih).

Hadits ini menggambarkan suatu watak yang sulit berubah hingga kematiannya "yamuutu yauma yamuutu". Watak itu adalah culas "al ghasysyu" yang menjadi habitat untuk senantiasa berlaku curang dan gemar menipu rakyat "wa huwa ghasysyun liro'iyyatihi".

Di samping ancaman Allah yang keras, juga pemimpin culas membawa kerusakan besar bagi diri dan lingkungannya.

Tiga bahaya yang terjadi, yaitu:

Pertama, hancur iman. Keimanan pada hari akhir menjadi hilang karena kekuasaan duniawi. Akherat tidak dikhawatirkan tetapi diabaikan, bahkan diolok-olok.

Kedua, pemimpin yang culas mendapat predikat buruk baik melalui caci maki lisan, tulisan, ataupun gambar simbolik. Menjadi buah tutur yang buruk di kalangan masyarakat.

Ketiga, banyak musuh, apakah itu rakyat yang dipimpin ataukah teman "sekongkol"-nya. Friksi kepentingan mudah terjadi. Ia tega berkhianat pada teman "seperjuangan" sendiri. Demi menjaga posisi.

Pemimpin culas hilang rasa malu, "tuli" terhadap nasihat moral, serta selalu mengikuti arahan yang memberi keuntungan lahir. Pemimpin culas adalah budak dari harta dan tahta.

Kita bisa menilai adakah para pemimpin negara kita termasuk pemimpin-pemimpin yang culas? Tengok Presiden, Menteri, Pimpinan Partai, atau Pejabat lain, adakah "wajah-wajah" culas itu?

Memberi amanah pengelolaan negara kepada pemimpin yang culas sama saja dengan menempatkan rakyat di mulut buaya, singa, atau srigala.

M. Rizal Fadillah
Pemerhati politik dan kebangsaan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya