Berita

Mahasiswa di Universitas Georgetown, Amerika Serikat/Net

Dunia

Banyak Digugat, Akhirnya Trump Batalkan Kebijakan Paksa Pelajar Asing Ambil Kelas Tatap Muka

RABU, 15 JULI 2020 | 08:14 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membatalkan kebijakannya terkait larangan pelajar asing untuk mengambil kelas online secara keseluruhan.

Hakim Pengadilan Distrik Allison Burroughs pada Selasa (14/7) mengumumkan, pemerintah akan kembali ke kebijakan yang berlaku pada Maret, di mana pelajar diberikan fleksibilitas untuk mendaftarkan kelasnya masing-masing karena pandemik Covid-19.

"Saya telah diberi tahu oleh para pihak bahwa mereka mencapai resolusi. Mereka akan kembali ke status quo," ujar Burroughs seperti dikutip The Hill.

Pekan lalu, Immigration and Customs Enforcement (ICE) mengumumkan, Departemen Luar Negeri AS tidak akan mengeluarkan visa kepada pelajar asing yang mengambil kelas online secara penuh mulai musim gugur. Pihaknya juga tidak akan memasuki para pelajar asing tersebut memasuki AS.

Berdasarkan aturan tersebut, para pelajar asing diwajibkan untuk mengambil kelas tatap muka atau kelas campuran/hybrid (online dan tatap muka).

Aturan tersebut mengikuti sejumlah desakan Trump pada semua sekolah dan universitas di AS untuk membuka kembali pembelajaran secara langsung pada musim gugur, tanpa mengindahkan peningkatan jumlah infeksi virus corona yang sedang terjadi.

Alhasil, puluhan universitas di AS mengajukan gugatan untuk menghentikan kebijakan tersebut.

Pada awalnya, Universitas Harvard dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang mengambil tindakan hukum, lalu diikuti oleh sejumlah univeritas lain dan 17 negara bagian.

Jaksa Agung Massachusetts, Maura Healey mengatakan, gugatan diajukan untuk menghentikan kebijakan kejam, mendadak, dan melanggar hukum karena membahayakan pelajar internasional.

"Pemerintahan Trump bahkan tidak berusaha menjelaskan dasar dari peraturan yang tidak masuk akal ini, memaksa sekolah untuk memilih antara membiarkan pelajar internasional mereka terdaftar atau melindungi kesehatan dan keselamatan kampus mereka," terang Healey.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya