Berita

Berkali-kali OSCE melakukan pendekatan untuk perdamaian antar dua negara. Ini kunjungan OSCE pada pengamatan untuk gencatan senjata di Jalur Kontak Artsakh, Armenia dan Azerbaijan pada 2018 silam/Net

Dunia

Ini Kata Amerika Serikat Soal Armenia - Azerbaijan Yang Perang Terus

SELASA, 14 JULI 2020 | 14:51 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika Serikat menyesali dan juga mengutuk dalam "syarat terkuat" bentrokan mematikan antara Armenia dan Azerbaijan yang terjadi pada akhir pekan kemarin, Minggu (12/7). Lewat juru bicara kementerian luar negeri, AS mendesak kedua pihak mematuhi perjanjian gencatan senjata.    

"Kami mendesak pihak-pihak untuk segera berhenti menggunakan kekerasan. Sebaliknya, harus menggunakan hubungan komunikasi langsung yang ada di antara mereka untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. Juga agar kedua negara secara ketat mematuhi gencatan senjata," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Morgan Ortagus, dikutip dari rilis Kementerian Luar Negeri AS, Selasa (14/7).

Pernyataan itu muncul setelah bentrokan yang terjadi di perbatasan Tavush, Armenia, menelan empat korban tewas.


Dua negara pecahan Republik Soviet itu sudah lama terkunci dalam konflik panjang tak berkesudahan. Karabakh Atas, atau Nagorno-Karabakh, wilayah perbatasan Azerbaijan-Armenia telah lama menjadi sengketa.

Sejak 12 Mei 1994, Armenia dan Azerbaijan menyepakati gencatan senjata, tetapi kerap dilanggar.

Sebagai Ketua Bersama OSCE Minsk Group, Amerika Serikat tetap berkomitmen kuat untuk membantu kedua pihak mencapai penyelesaian konflik Nagorno-Karabakh yang damai dan langgeng.

"Kami akan tetap aktif terlibat dalam upaya mencapai tujuan itu," lanjut Ortagus.  

“Sebagai Ketua Bersama OSCE Minsk Group, Amerika Serikat tetap berkomitmen kuat untuk membantu pihak-pihak mencapai penyelesaian damai dan damai dari konflik Nagorno-Karabakh. Kami akan tetap aktif terlibat dalam upaya mencapai tujuan itu,” tutup Ortagus.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang dalam pernyataannya mendesak agar semua mengakhiri pertempuran dan menahan diri dari retorika provokatif.

Guterres menegaskan kembali dukungan penuhnya bagi upaya-upaya Ketua Bersama OSCE Minsk Group untuk mengatasi situasi berbahaya ini dan mencari penyelesaian damai bagi konflik Nagorno-Karabagh yang sudah lama berlangsung.

Insiden bentrokan antara pasukan Armenia dan Azerbaijan meletus di perbatasan Tavush ketika pasukan Azerbaijan tiba-tiba menyerang pasukan Armenia pada Minggu (12/7) sore. 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya