Berita

Mantan Perdana Menteri Australia, George Whitlam; Ratu Elizabeth II; dan Gubernur Jenderal John Kerr/Net

Dunia

Terungkap, Pemecatan PM Australia Gough Whitlam Bukan Perintah Ratu Elizabeth II

SELASA, 14 JULI 2020 | 12:28 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Misteri besar yang sempat mengguncang hubungan Inggris dan negara persemakmurannya, Australia, terungkap dalam sebuah dokumen yang telah diarsipkan beberapa dekade lalu.

Di sana terbongkar bahwa pemecatan Perdana Menteri Australia, Gough Whilam pada 11 November 1975 bukanlah perintah dari Ratu Elizabeth II yang selama ini membuat Negeri Kanguru tersebut marah.

Pemecatan Whilam merupakan keputusan mandiri Perwakilan Ratu di Australia, Gubernur Jenderal John Kerr.


Hal tersebut terungkap dalam surat yang ia tulis kepada mantan sekretaris pribadinya, Martin Charteris pada hari pemecatan Whitlam. Surat tersebut sebelumnya diarsipkan dan dirilis pada Selasa (14/7).

Dalam surat tersebut, Kerr mengaku pemecatan Whitlam dilakukan tanpa menghubungi istana atau Perdana Menteri Inggris terlebih dulu. Ia menyampaikan bahwa keputusan tersebut sepenuhnya tanggung jawabnya.

"Saya memutuskan untuk mengambil langkah ini, tanpa memberi tahu Istana sebelumnya," tulis Kerr seperti yang dikutip Reuters.

"Lebih baik Yang Mulai tidak tahu sebelumnya, meskipun itu adalah tugas saya untuk segera memberitahunya," tambah Kerr.

Kerr juga mengungkap, pemecatan Whitlam dilakukan karena kebuntuan anggaran selama berbulan-bulan.

Dalam surat-surat yang diarsipkan juga menunjukkan Kerr dan Istana Buckingham membahas krisis politik di Australia dua bulan sebelum pemecatan Whitlam.

Pemecatan seorang PM oleh Istana sebelumnya belum pernah terjadi karena dianggap melanggar tingkat intervensi. Sehingga insiden tersebut menjadi salah satu peristiwa politik yang besar bagi hubungan Inggris dan negara persemakmuran.

Pengungkapan arsip tersebut juga tampaknya akan membangkitkan kembali perdebatan mengenai putusnya hubungan Australia dengan Inggris dan menjadi republik.

Selama ini, tidak ada sejarawan yang mengetahui kisah lengkap pemecatan Whitlam. Pada 2016, seorang sejarawan bahkan menggugat Arsip Nasional Australia agar bisa mengakses surat antara Kerr dan Ratu Elizabeth II. Namun gugatan tersebut digagalkan karena surat-surat tersebut bersifat pribadi. Namun pada Mei, Pengadilan Tinggi akhirnya membatalkan putusan.

Sehingga akhirnya arsip 211 atau "surat-surat istana" dirilis.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya