Berita

Singapura jatuh ke dalam resesi/Net

Bisnis

Singapura Resesi, Ekonomi Terperosok Hingga Minus 41,2 Persen

SELASA, 14 JULI 2020 | 10:28 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ekonomi Singapura benar-benar terperosok ke dalam resesi setelah berjuang menghadapi pandemik Covid-19 dengan menutup bisnis-bisnis.

Departemen Perdagangan dan Industri pada Selasa (14/7) mengatakan, produk domestik bruto (PDB) Singapura jatuh terjerembab minus 41,2 persen pada kuartal kedua 2020. Sementara kuartal pertama jatuh minus 12,6 persen.

Merosotnya PDB Singapura menunjukkan, semua sisi ekonomi Negeri Singa tersebut terhantam pandemik.


Melansir Bloomberg, penurunan perdagangan global telah menghantam industri manufaktur Singapura yang berbasis ekspor. Sementara pengecer juga terdampak dengan tindakan lockdown yang dilakukan pemerintah selama beberapa pekan.

Secara rinci, industri manufaktur Singapura anjlok sebesar 23,1 persen dibanding tiga bulan sebelumnya yang 45,5 persen. Konstruksi jatuh bebas 95,6 persen.

Di bidang jasa, seperti maskapai, hotal, dan restoran, menyusut 37,7 persen karena langkah pemerintah dengan memberlakukan "Pemutus Sirkuit" dari 7 April hingga 1 Juni.

Dari hasil revisi, pemerintah Singapura memproyeksikan ekonomi selama satu tahun penuh ini akan berkotraksi 4 hingga 7 persen.

Pemerintah Singapura sendiri sudah menjanjikan stimulus ekonomi sebesar 93 miliar dolar Singapura untuk menopang bisnis dan rumah tangga yang terdampak pandemik.

Dolar Singapura juga tergelincir 0,1 persen terhadap dolar AS pada Selasa pukul 9.05 waktu setempat. The Straits Times Index pun ikut turun sebanyak 0,6 persen.

Selain Singapura, PDB Jepang juga dilaporkan menurun lebih dari 20 persen pada kuartal kedua dari tiga bulan sebelumnya. Sedangkan China diperkirakan akan mengalami pertumbuhan.

Meskipun ada tanda-tanda peningkatan besar dalam aktivitas di kuartal ketiga, para ahli ekonomi mengaku akan sulit bagi Singapura untuk kembali ke pertumbuhan ekonomi positif sampai kuatal pertama 2021.

Lantaran, normalisasi perjalanan dan perdagangan global akan memakan waktu yang cukup lama.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya