Berita

Bocah 15 tahun meninggal setelah memakan daging marmut/Net

Dunia

Makan Daging Marmut, Bocah 15 Tahun Meninggal Terinfeksi Wabah Pes

SELASA, 14 JULI 2020 | 09:49 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Seorang bocah laki-laki berusia 15 tahun di Mongolia dinyatakan meninggal dunia karena terinfeksi Wabah Pes. Sebelumnya, ia diketahui memakan daging marmut dengan dua saudaranya.

Pusat Nasional untuk Penyakit Zoonosis (NCZD) mangatakan, bocah tersebut tinggal di Provinsi Govi-Altai, Mongolia bagian barat. Saat ini, puluhan orang diambil sampel dan ditempatkan dalam isolasi.

Dua saudara bocah tersebut, laki-laki berusia 27 tahun dan 17 tahun, yang tinggal di Provinsi Khovd, juga terinfeksi Wabah Pes, melansir LBC News.

Tiga hari sebelum meninggal, bocah tersebut dilaporkan mengalami demam tinggi. Semua kerabatnya telah dihubungi pihak berwenang untuk menghentikan penyebaran infeksi.

Lima soum ata distrik juga telah dikunci untuk memerangi penularan wabah. Sementara ratusan orang yang telah melakukan kontak langsung dan tidak langsung dengan tiga orang tersebut sudah divaksinasi.

Wabah Pes merupakan penyakit yang disebarkan oleh kutu yang hidup pada tikus liar dan dapat membunuh orang dewasa dalam 24 jam jika tidak diobati dengan cepat. Pada abad ke-14, wabah tersebut menewaskan hingga 200 juta orang.

Kementerian Kesehatan Mongolia mengakui, daerah pegunungan Altai di China dan Rusia, serta Mongolia berisiko tinggi Wabah Pes.

Pejabat senior kementerian, Dorj Narangerel mengatakan sangat penting untuk tidak berburu marmut atau memakan dagingnya.

"Wabah marmut sangat beracun. Kami mendesak Anda untuk memberi perhatian khusus pada fakta bahwa bentuk paru penyakit ini sama cepatnya dengan infeksi virus corona, tetapi itu adalah penyakit yang dapat membunuh orang dengan sangat cepat," ujarnya.

Pada awal bulan ini, pihak berwenang di Daerah Otonomi Mongolia Dalam di China sudah menyatakan keadaan darurat untuk wabah Pes.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya