Berita

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo/Net

Dunia

AS Tolak Klaim China Atas Laut China Selatan, Apa Tindakan Selanjutnya?

SELASA, 14 JULI 2020 | 08:41 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Perseteruan Amerika Serikat (AS) dan China kian meluas. Kali ini melibatkan Laut China Selatan, di mana AS menolak klaim China atas sumber daya lepas pantai di sana.

Hal tersebut diungkap oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan pada Senin (13/7).

Pompeo mengatakan, China tidak memberikan dasar hukum yang koheren untuk ambisinya di Laut China Selatan. Alih-alih, China menggunakan metode intimidasi terhadap negara-negara pantai Asia Selatan lainnya.


"Kami memperjelas: klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti kampanye penindasan untuk mengendalikan mereka," ujar Pompeo melansir Reuters.

"Dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya," tegasnya.

Selama ini, AS memang telah menentang klaim teritorial China di Laut China Selatan. Penantangan tersebut dibuktikan dengan pengiriman kapal perang secara teratur melalui jalur air strategis untuk menunjukkan kebebasan navigasi di sana.

Analis regional mengatakan akan sangat penting untuk melihat apakah ada negara-negara lain mengadopsi sikap AS. Jika ada, Washington akan memperkuat posisinya dan mencegah Beijing menciptakan fakta di atas air.

"Ini pada dasarnya adalah pertama kalinya kami menyebutnya tidak sah. Tidak apa-apa untuk mengeluarkan pernyataan, tetapi apa yang akan Anda lakukan?" ujar analis dari Pusat Studi Strategis dan Internasional, Chris Johnson.

Laut China Selatan merupakan jalur perdagangan paling strategis, di mana sekitar 3 triliun dolar AS keluar masuk di sana setiap tahunnya.

China diketahui mengklaim 90 persen dari Laut China Selatan yang kaya dengan energi. Beijing bahkan sudah membangun pangkalan di atas atol. Namun klaim China tersebut bertabrakan dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan.

Klaim Beijing selama ini dikenal dengan sembilan garis putus-putus yang meliputi sekitar sembilan persepuluh dari Laut China Selatan seluas 3,5 juta kilometer persegi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya