Berita

Brenton Tarrant, didakwa atas penyerangan dan pembunuhan di masjid Christchurch/Net

Dunia

Pelaku Penyerangan Masjid Selandia Baru Tidak Mau Didampingi Pengacara Saat Pembacaan Vonis

SELASA, 14 JULI 2020 | 07:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pelaku penyerangan di dua masjid Christchurch, Selandia Baru, Brenton Tarrant, akan menghadapi sidang vonisnya di pengadilan bulan depan. Namun, ia mengatakan tidak ingin didampingi pengacara.

Tarrant Ia akan menjalani hukuman atas dakwaan pembunuhan terhadap kaum Muslim dan percobaan pembunuhan, pada 24 Agustus 2020 mendatang.

Pada  Maret 2019, Tarrant menembak mati jamaah Muslim saat salat Jumat di dua masjid Christchurch. Saat melakukan aksinya, Tarrant menyiarkan langsung pembunuhan itu. Korban penembakkannya adalah anak-anak, wanita, dan orang tua.

Pengacara Tarrant, Richard Peters, membenarkan kliennya itu telah memutuskan tidak menggunakan jasanya saat pembacaan vonis di pengadilan.

"Karena Tuan Tarrant ingin mewakili dirinya sendiri saat pembacaan vonis nanti, saya akan menunjuk seorang pengacara untuk mengganti peran penasihat hukum," kata hakim pengadilan.

Pengadilan akan menjatuhkan vonis kepada Tarrant pada 24 Agustus mendatang. Tarrant dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat. Belum pernah ada terdakwa yang mendapatkan tuntutan berat tersebut di Selandia Baru.

Hukum Selandia Baru memungkinkan terdakwa memberikan argumennya terutama jika dia ingin mengemukakan pandangan ideologisnya.

Profesor Hukum di Massey University di Palmerston North, Chris Gallavin, berpendapat keputusan terdakwa yang menolak didampingi pengacara saat pembacaan vonis, merupakan tugas yang sangat berat bagi hakim untuk memastikan prosesnya dikontrol dengan ketat.

“Hakim tentu tidak bisa tidak memberikan kesempatan terdakwa berbicara, tetapi dia akan menerkamnya jika kesempatan tersebut digunakan untuk membela diri," kata Gallavin.

Hakim yang memiliki kendali selama sidang berjalan. Hakim juga akan memberikan korban dan keluarga yang berduka menyampaikan pendapat mereka sebelum Tarrant berbicara.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya