Berita

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan/Net

Dunia

Pengamat: Konversi Hagia Sophia Tak Mampu Galang Dukungan Bagi Erdogan Selama Ekonomi Masih Hancur

SENIN, 13 JULI 2020 | 13:13 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Keputusan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid telah menuai kritikan yang luar biasa dari banyak pihak. Erdogan bahkan ditafsirkan berusaha untuk mendorong dukungan di dalam negeri.

Menurut para pakar, dengan keputusan mengubah Hagia Sophia pada Jumat (10/7), Erdogan memperluas basis Islam dan nasionalisnya, serta memecah belah oposisi.

"Keputusan ini dimaksudkan untuk (menambah) skor poin dengan konstituen yang regilius dan nasionalis," ujar pengamat dari Verisk Maplecroft, Anthony Skinner seperti dikutip The Arab Weekly.

"Hagia Sophia bisa dibilang adalah simbol paling mencolok dari masa lalu Ottoman Turki, salah satu yang Erdogan manfaatkan untuk memperkuat pangkalannya sambil mengecam saingan domestik dan asing," sambungnya.

Ia juga mengatakan, transformasi Hagia Sophia merupakan konsistensi Erdogan terhadap kebijakan luar negeri Turki di Mediterania timur dan Libya, di mana Turki dan Uni Eropa bersitegang.

Menambahkan pernyataan tersebut, peneliti di Institut Prancis untuk Studi Anatolia, Jean Marcou mengatakan, perubahan status Hagia Sophia akan membuat hubungan Turki dan sekutu Baratnya menjauh. Selain sudah pasti akan mempengaruhi hubungan Turki dengan Yunani dan mungkin Rusia.

"Secara simbolis, keputusan seperti itu akan muncul sebagai titik kulminasi bagi Turki yang secara sistematis melakukan serangan di semua teater konflik regional: Suriah, Irak, Libya, dan Mediterania timur," ujar Marcou.

Di sisi lain, peneliti dari Washington Institute, Soner Cagaptay, mengatakan, usaha Erdogan dengan mengubah Hagia Sophia tidak akan berhasil untuk menggalang dukungan sayap kanan. Lantaran pertumbuhan ekonomi Turki yang masih terseok-seok.

"Erdogan ingin menggunakan konversi Hagia Sophia menjadi masjid untuk menggalang basis sayap kanannya. Tapi saya tidak berpikir strategi ini akan berhasil. Saya pikir bahwa pertumbuhan ekonomi yang pendek, tidak ada yang akan mengembalikan popularitas Erdogan," paparnya.

Terlepas dari itu semua, para kritikus menuding Erdogan berusaha untuk merusak kredensial sekuler yang telah ditetapkan oleh pendiri Turki modern, Kemal Ataturk.

Hagia Sophia merupakan situs yang telah dibangun sejak 1.500 tahun lalu sebagai katedral. Namun fungsi tersebut berubah ketika Utsmaniyah menjadikannya sebagai masjid dan diubah kembali menjadi museum pada 1934.

"Itu adalah struktur yang menyatukan sejarah Bizantium dan Ottoman. Keputusan untuk mengubahnya menjadi masjid seperti menghapus sejarah 1.000 tahun, menurut saya," ujar seorang warga di Turki, Zeynep Kizildag.

"Keputusan untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid akan membuat hidup lebih sulit bagi orang Kristen di sini dan bagi Muslim di Eropa. Hagia Sophia adalah simbol dari sejarah kita yang kaya. Kubahnya cukup besar untuk semua," ujar anggota parlemen Turki, Garo Paylan.

Sesuai dengan pengumuman yang disampaikan Erdogan, Hagia Sophia akan kembali dioperasikan sebagai masjid dengan mulai 24 Juli.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya