Berita

Tangkapan layar ketika Chappy Hakim memberikan paparan sebagai narasumber dikusi "Meneropong Dirgantara Dunia Pasca Covid. Kemana Arah Dirgantara Indonesia?" pada Minggu, 12 Juli 2020/RMOL

Nusantara

Membaca Arah Dirgantara Indonesia, Chappy Hakim: 'Suram'

SENIN, 13 JULI 2020 | 08:09 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Jika melihat kondisi saat ini, masa depan kedirgantaraan Indonesia secara umum tampaknya suram. Faktornya tidak lain karena pandemik Covid-19 dan kurangnya perhatian pemerintah.

Begitu kiranya kesimpulan dari paparan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Chappy Hakim, ketika menjadi narasumber dalam diskusi virtual bertajuk "Meneropong Dirgantara Dunia Pasca Covid. Kemana Arah Dirgantara Indonesia?" yang digelar pada Minggu malam (12/7).

Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia tersebut menjelaskan, seperti yang disampaikan para ahli, industri maskapai penerbangan baru akan pulih dalam waktu tiga hingga lima tahun. Prediksi tersebut kemungkinan akan sulit dicapai jika pemerintah tidak melakukan intervensi.


Sementara untuk pabrik pesawat terbang, Chappy mengungkap, prioritas pemerintah terhadap industri tersebut semakin dipertanyakan.

"N245 dan R80 dicoret dari strategis nasional. Kita di hadapkan pada realita bahwa kepercayaan terhadap industri pesawat terbang itu dipertanyakan," papar Ketua EKKT 2007 tersebut.

"Kita juga melihat tidak adanya kaderisasi dari PT DI (Dirgantara Indonesia) sebagai pabrik pesawat terbang," sambungnya.

Chappy menuturkan, selain tidak adanya kaderisasi, upgrading peralatan pabrik juga tidak terjadi.

"Jadi pabrik pesawat terbang untuk ke depan (dikatakan) "suram", jika tidak diambil langkah-langkah (yang strategis)," tekannya.

Dari segi MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul), Indonesia juga masih dalam kondisi yang sulit karena kompetisi dari luar negeri. Walaupun pemerintah sudah melakukan berbagai langkah seperti penghilangan pajak suku cadang, lanjutnya.

Selain Chappy, diskusi yang digelar oleh KBRI Jerman dan Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia (IASI) tersebut juga turut dihadiri oleh Dutabesar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno; Koordinator Divisi Dirgantara IASI Jerman, Prio Adhi Setiawan; Dewan Pakar Dirgantara, Prof. Ing Yulfian Aminanda; dan Pakar Kedirgantaraan Nasional, Ing Imam Birowo.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya