Berita

Peta Indonesia/Net

Nusantara

Sistem Perhubungan Udara Adalah Conditio Sine Qua Non Bagi Indonesia

MINGGU, 12 JULI 2020 | 22:10 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Letak geografi Indonesia merupakan sebuah anugerah karena bukan hanya strategis namun juga penuh dengan sumber daya alam. Namun, di sisi lain terdapat tantangan tersendiri dalam hal sistem perhubungan.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) periode 2002-2005, Chappy Hakim menjelaskan, letak Indonesia yang strategis membuat sistem perhubungan udara menjadi conditio sine qua non atau syarat mutlak.

Hal tersebut ia jelaskan ketika menjadi narasumber dalam diskusi virtual bertajuk "Meneropong Dirgantara Dunia Pasca Covid. Kemana Arah Dirgantara Indonesia?" yang digelar pada Minggu malam (12/7).

Menurut Chappy, Indonesia berada pada letak yang strategis, di antara dua benua, dua samudra. Artinya, Indonesia berada di perlintasan, baik utara-selatan maupun timur-barat.

"Tidak hanya strategis, negeri ini juga berbentuk kepulauan. Bung Karno mengatakan, negara yang terpotong-potong, kepulauan yang begitu luas, memanjang di khatulistiwa," papar Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia tersebut.

Selain itu, sebagian besar kondisi alam di Indonesia merupakan daerah pegunungan.

"Dengan bentuk seperti itu, perhubungan udara menjadi sebuah condition sine qua non, menjadi hal yang basic required (bagi) eksistensi sebuah negara," sambungnya.

Ketua TimNas EKKT 2007 itu menjelaskan, mekanisme administrasi dan logistik pemerintahan sangat tergantung pada sistem perhubungan udara.

Terlebih, jika melihat tugas utama pemeritah yang melayani masyarakat. Maka dalam konteks transportasi, sistem perhubungan udara menjadi public service obligation atau kewajiban pelayanan publik, katanya.

Selain Chappy, diskusi yang digelar oleh KBRI Jerman dan Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia (IASI) tersebut juga turut dihadiri oleh Dutabesar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno; Koordinator Divisi Dirgantara IASI Jerman, Prio Adhi Setiawan; Dewan Pakar Dirgantara, Prof. Ing Yulfian Aminanda; dan Pakar Kedirgantaraan Nasional, Ing Imam Birowo.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya