Berita

Protes anti-pemerintah di Mali/net

Dunia

Konflik Politik Mali Memanas, Pemerintah Tahan Dua Pemimpin Oposisi Setelah Protes Berdarah

MINGGU, 12 JULI 2020 | 13:40 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pergolakan politik terjadi di salah satu negara Afrika Barat, Mali. Koalisi oposisi menyebut, pasukan keamanan menahan dua pemimpin oposisi karena dianggap bertanggung jawab atas protes anti-pemerintah.

Ketegangan politik di Mali terjadi ketika kelompok-kelompok kecil pengunjuk rasa melakukan aksi dengan mendirikan barikade dari ban dan potongan kayu untuk memblokir lalu lintas di beberapa distrik di Bamako pada Jumat (10/7).

Meski jumlahnya tidak sampai seribu, pengunjuk rasa berhasil menduduki gedung-gedung pemerintahan. Alhasil petugas keamanan mengerahkan gas air mata untuk mendesak mundur para pengunjuk rasa.

Bentrokan antara petugas keamanan dan pengunjuk rasa pun terjadi hingga tiga orang pengunjuk rasa dinyatakan meninggal dan beberapa lainnya terluka parah.

Aksi para pengunjuk rasa tersebut sebagai protes karena koalisi menolak tawaran dari Presiden Ibrahim Boubacar Keita untuk menyelesaikan konflik politik yang dipicu sengketa pemilu legislatif pada Maret.

Melansir Reuters, koalisi oposisi M5-RFP mengatakan dua tokoh senior dalam gerakan tersebut, Choguel Kokala Maiga dan Mountaga Tall, ditahan bersama dengan aktivis lainnya pada Sabtu (11/7). Sementara pemimpin protes lainnya, Issa Kaou Djim, ditangkap sehari sebelumnya.

Jurubicara M5-RFP, Nouhoum Togo mengatakan, pasukan keamanan datang dan menggeledah markas koalisi oposisi.

Penangkapan para pemimpin oposisi pada Sabtu menjadi titik memburuknya hubungan antara oposisi dan pemerintah setelah dua bulan protes damai.

"Semua batas yang dapat ditoleransi sudah terlampaui," ujar Keita dalam pidato di televisi pemerintah merujuk pada protes.

Atas pertumpahan darah dalam aksi unjuk rasa yang terjadi pada Jumat, M5-RFP mendesak pendukungnya untuk melakukan aksi dengan tuntutan penggulingan Keita.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya