Berita

Hagia Sophia/Net

Dunia

Pengadilan Turki: Yang Melanggar Hukum Adalah Mengubah Hagia Sophia Dari Masjid Jadi Museum

MINGGU, 12 JULI 2020 | 10:58 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Hagia Sophia secara resmi dibuka kembali sebagai masjid setelah pengadilan administrasi utama Turki membatalkan dekrit pemerintah 1934 untuk mengubahnya menjadi museum.

Mengutip Daily Sabah pada Sabtu (11/7), pengadilan menjelaskan dalam keputusannya bahwa konversi Hagia Sophia dari masjid menjadi museum lah yang melanggar hukum.

Pengadilan menggarisbawahi, negara hanyalah penjaga properti yang diberkahi. Hagia Sophia merupakan hasil kemenangan Ottoman dan bagian dari wakaf Sang Penakluk, Sultan Mehmed.

Merujuk pada istilah tersebut, tidak boleh ada sumbangan keagamaan yang dapat dialihkan, baik untuk tujuan keagamaan atau amal.

Pada 1453, Hagia Sophia diubah dari gereja menjadi masjid. Oleh karena itu, pengadilan mengatakan, mengubah struktur Hagia Sphia menjadi museum melanggar hukum.

Selain itu, berdasarkan Konvensi menganai Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia UNESCO, tidak ada ketentuan apapun yang bisa mencegah penggunaan Hagia Sophia sesuai dengan hukum domestik.

"Ada banyak situs (peninggalan) yang masih digunakan sebagai masjid seperti Masjid Biru (Sultanahmet)," tambah pengadilan.

Dibangun di bawah Kaisar Bizantium Justinian, Hagia Sophia adalah kursi utama dari Gereja Ortodoks Timur selama berabad-abad, di mana para kaisar dimahkotai di tengah hiasan marmer dan mosaik.

Bangunan tersebut berubah menjadi masjid kekaisaran setelah penaklukan Konstantinopel (sekarang Istanbul) oleh Ottoman pada 1453 Ottoman. Bangunan ini dibuka sebagai museum pada tahun 1935, setahun setelah keputusan Dewan Menteri.

Mosaik yang menggambarkan orang-orang kudus Yesus, Maria dan Kristen yang diplester sesuai dengan aturan Islam terungkap melalui pekerjaan restorasi yang sulit untuk museum. Hagia Sophia adalah museum paling populer di Turki tahun lalu, menarik lebih dari 3,7 juta pengunjung.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya