Berita

Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un dan adiknya, Kim Yo Jong/Net

Dunia

Kim Jong Un Diajak Bertemu Donald Trump, Begini Tanggapan Sang Adik Perempuan

JUMAT, 10 JULI 2020 | 09:20 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Adik perempuan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong memberikan tanggapan atas tawaran untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan Amerika Serikat (AS).

Kim Yo Jong mengatakan, pertemuan antara Kim Jong Un dan Presiden Donald Trump kemungkinan tidak akan terjadi. Hal tersebut ia sampaikan melalui laporan KCNA pada Jumat (10/7).

Dalam laporan tersebut, Kim Yo Jong mengatakan, pertemuan antara Korea Utara dan AS hanya akan menguntungkan Washington. Pasalnya, selama dialog denuklirisasi, AS masih terus melancarkan kebijakan bermusuhan dan mementingkan diri sendiri, termasuk menjatuhkan sanksi kepada Korea Utara.

"Kami tidak mengatakan kami tidak akan pernah melakukan denuklirisasi, tetapi kami menegaskan bahwa kami tidak dapat melakukannya sekarang," terang salah satu petinggi Partai Pekerja Korea (WPK) tersebut.

"Kami tidak berniat mengancam AS. Selama mereka tidak menyentuh kita dan melukai kita, semuanya akan mengalir seperti apa adanya," sambungnya.

Tidak seperti biasanya, komentar Kim Yo Jong kali ini ditulis dengan nada yang agak lebih lembut. Ia bahkan mengaku mendapat izin khusus untuk melihat rekaman perayaan Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli.

Ia juga mengatakan, abangnya, Kim Jong Un menginstruksikan untuk memberikan salam kepada Trump dan mengiriminya harapan untuk sukses.

Meski begitu, ia juga menegaskan, walaupun hubungan antar pemimpin kedua negara baik, hubungan antara Washington dan Pyongyang akan tetap bermusuhan.

Komentar KIm Yo Jong sendiri muncul setelah perwakilan AS untuk Korea Utara, Wakil Menteri Luar Negeri Stephen Biegun mengakhiri kunjungan tiga harinya ke Seoul.

Kunjungan Biegun dikhususkan untuk membahas situasi di Semenanjung Korea.

Selama ini, Kim Jong Un dan Trump telah bertemu sebanyak tiga kali, tetapi gagal menemukan kompromi atas program senjata nuklir Korea Utara, atau sanksi internasional yang dijatuhkan pada Pyongyang.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya