Berita

Gurubesar Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Prof Asep Warlan Yusuf/Net

Politik

Publikasi Gugatan Rachmawati Diduga Sarat Politik, Gurubesar Unpar: Saat Itu Situasi Politik Lagi Panas

RABU, 08 JULI 2020 | 13:53 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Ada dugaan pertimbangan politik di balik keputusan Mahkamah Agung baru mempublikasi putusan uji materiil Pasal 3 Ayat 7 Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) 5/2019 di website MA pada 3 Juli 2020.

Padahal, putusan dari hasil gugatan Rachmawati cs sudah dikeluarkan sejak 28 Oktober 2019, atau baru dipublikasi MA setelah 9 bulan putusan.

Gurubesar Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Prof Asep Warlan Yusuf menduga, penundaan publikasi putusan tersebut dikarenakan situasi politik saat itu masih panas pasca Pilpres 2019.

"Psikologis politiknya memang saat itu sedang panas. Memang itu kemungkinannya, nanti orang bilang wah enggak sah ini pemenangnya," kata Asep Warlan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (8/7).

Pada dasarnya, ia mengurai bahwa putusan MA resmi berlaku bila sudah masuk pada berita negara. Oleh karenanya, publikasi pada webiste MA bukan menjadi patokan utama.

"Dalam MA, putusan itu harus dimasukkan pada berita negara, nah kita harus cek di berita negaranya, bukan di lamannya. Karena yang mengikat itu ada di berita negaranya, bisa jadi lamannya rusak," jelasnya.

Namun demikian kata Asep, idealnya MA harus segera mempublikasikan hasil putusan tersebut agar masyarakat mengetahui.

Meskipun tidak ada yang salah dalam hukum, Asep mengkritik pengabaian MA yang tidak segera mempublikasikan hasil putusan MA di websitenya.

"Kita kritik terhadap pengabaian MA yang tidak masukan ke laman, padahal itu penting bagi kita mengetahui putusan dari MA itu terhadap pembatalan Pasal 3 Ayat 7 PKPU 5/2019 itu," pungkas Asep.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Zita Anjani Masuk Pertimbangan PAN Maju Pilkada Jakarta

Selasa, 23 April 2024 | 18:04

Muhidin dan Hasnur Mantap Maju Pilkada Kalsel dengan Restu Haji Isam

Selasa, 23 April 2024 | 18:04

Selain Hapus Bayang-bayang Jokowi, Prabowo Lebih Untung Jika Bertemu Megawati

Selasa, 23 April 2024 | 17:51

283 Mayat Ditemukan Membusuk di RS Nasser Gaza

Selasa, 23 April 2024 | 17:38

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Kosgoro 1957: Tuduhan Politisasi Bansos Tidak Berdasar

Selasa, 23 April 2024 | 17:36

Hari Nelayan, MIND ID Dukung Masyarakat Pesisir Tingkatkan Perekonomian

Selasa, 23 April 2024 | 17:20

3 Faktor yang Bikin Golkar Kota Bogor Dilirik Banyak Calon Wali Kota

Selasa, 23 April 2024 | 17:19

Begini Respons Gibran Dianggap Bukan Kader PDIP Lagi

Selasa, 23 April 2024 | 16:57

Senjata Baru Iran Diklaim Mampu Hancurkan Jet Siluman AS

Selasa, 23 April 2024 | 16:54

Pascaputusan MK, Semua Elemen Bangsa Harus Kembali Bergandengan Tangan

Selasa, 23 April 2024 | 16:37

Selengkapnya