Berita

Mendikbud, Nadiem Makarim, dinilai kurang menguasai peta persoalan pendidikan di Indonesia/Net

Politik

Guru Besar UGM: Nadiem Lebih Cocok Jadi Dirjen

RABU, 08 JULI 2020 | 08:56 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kinerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, kembali mendapat kritik tajam dari sejumlah praktisi dan pengamat pendidikan.

Nadiem dianggap belum dapat mewujudkan secara nyata program dan visi Nawacita sebagai Mendikbud. Sebagaimana harapan tinggi yang telah disematkan kepadanya saat ditunjuk Presiden Joko Widodo, kurang lebih 9 bulan yang lalu.

Menurut Guru Besar Fisipol Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Wahyudi Kumorotomo, Nadiem sebagai Menteri Pendidikan tidak betul-betul menguasai peta persoalan pendidikan di Indonesia.

"Nadiem agaknya lebih cocok menjadi salah satu Dirjen dalam Kementerian Pendidikan yang dapat membuat inovasi di bidang teknologi pendidikan," ujar Wahyudi dalam diskusi virtual Pustakapedia bertema "Arah Pendidikan Kita: Mas Nadiem Mau ke Mana?”, Selasa (7/7).

Wahyudi beralasan, terdapat konteks yang berbeda di Kemendikbud yang kini menangani semua jenjang pendidikan di Indonesia.

Selain itu, menurutnya, ide Nadiem yang menghendaki semua kegiatan proses belajar mengajar (PBM) dilakukan secara daring tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

"Banyak daerah yang belum mempunyai infrastruktur pendidikan yang memadai. Jangankan internet, bahkan banyak daerah di Indonesia yang belum teraliri listrik. Hal ini tentu memerlukan segregasi dan segmentasi kebijakan sesuai dengan kenyataan di setiap daerah. Artinya tidak semua jenjang dan daerah dapat dilakukan PBM secara daring karena banyak materi pembelajaran yang memerlukan mentoring pengajar," beber Wahyudi.

Wahyudi juga menyoroti program Merdeka Belajar dengan banyak catatan. Program ini menurutnya, pada tingkat operasional tidak benar-benar dapat diimplementasikan untuk mewujudkan pembelajaran secara merdeka sesuai dengan visi dan konsep yang dibuat.

"Program Merdeka Belajar sejauh ini tampak baru sebatas gimmick," tegasnya, dilansir Kantor Berita RMOLJakarta.

Tak hanya itu, Wahyudi juga menyinggung perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak terlalu meyakinkan. Faktanya, sampai 2019, SDM Indonesia masih didominasi lulusan SD (32 persen) dan SMP (22,8 persen) atau 54 persen lebih.

Berikutnya, lulusan SMA (20,15 persen), SMK (17,31 persen), D1-D2-D3 (1,8 persen), dan S1 ke atas (4,11 persen).

Terkait dengan fakta di atas, tampaknya belum ada terobosan dari Menteri Nadiem.

Wahyudi justru meragukan apa yang tertuang dalam Strategi Kemendikbud 2020-2024 yang menjadi bagian program Merdeka Belajar, yang menyebutkan bahwa angka partisipasi peserta didik di perguruan tinggi dipatok pada angka 70 persen.

"Bagaimana mungkin pada tahun 2019 berada di angka partisipasi 4,11 persen lalu melompat ke angka 70 persen hanya dalam empat tahun?" tutup Wahyudi.

Selain Wahyudi Kumorotomo, diskusi online itu juga diikuti beberapa pembicara. Yaitu pengantar diskusi CEO Pustakapedia, Akhmad Muzambik, Narsum Doni Koesoema A (Pakar Pendidikan) dan Muhammad Ramli Rahim (Ketua Ikatan Guru Indonesia-IGI), pemantik David Krisna Alka (Editor in Chief Pustakapedia), dan dimoderatori oleh Andriansyah Syihabuddin.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya