Berita

Amerika Serikat mengerahkan USS Nimitz dan USS Ronald Reagan ke Laut China Selatan/net

Dunia

Unjuk Kekuatan Pada China Di LCS, AS: Mereka Lihat Kami, Kami Lihat Mereka

SENIN, 06 JULI 2020 | 16:01 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Situasi di Laut China Selatan semakin panas dengan meningkatnya pertarungan antara China dan Amerika Serikat (AS) di wilayah yang disengketakan tersebut.

Pekan lalu, AS telah mengerahkan dua kapal induknya ke Laut China Selatan, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan.

Kemudian pada Senin (6/7), Komandan USS Nimitz, Laksamana Muda James Kirk mengatakan pengerahan dilakukan untuk melaksanakan latihan militer. Itu dilakukan beberapa hari setelah China melakukan latihan militer di sana.


"Mereka sudah melihat kami dan kami sudah melihat mereka," ujar Kirk dalam wawancara telepon kepada Reuters.

Kirk mengungkap, pihaknya telah melakukan latihan penerbangan di jalur air sejak Sabtu (4/7) atau Hari Kemerdekaan AS.

Ia juga berharap bisa melakukan kontak dengan kapal-kapal China tanpa "insiden".

"Kami memiliki harapan bahwa kami akan selalu memiliki interaksi yang profesional dan aman. Kami beroperasi di perairan yang sangat padat, banyak lalu lintas laut dari segala jenis," jelasnya.

Menanggapi aksi AS, Kementerian Luar Negeri China mengatakan Washington sengaja mengirim kapal-kapalnya untuk melenturkan otot dan menggerakan permusuhan antar negara di kawasan Laut China Selatan.

Pentagon sendiri mengumumkan, latihan militer tersebut bertujuan untuk membela hak semua negara untuk terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional.

Departemen Pertahanan AS tersebut menyebut USS Nimitz dan USS Ronald Reagan adalah simbol.

Adapun kedua kapal induk tersebut masing-masing memiliki bobot 100.000 ton dengan 90 atau lebih pesawat. Jika digabungkan, ada sekitar 12.000 pelaut yang berada di dalam dua kapal.

Pengerahan dua kapal induk tersebut, dijelaskan oleh pakar militer China sebagai langkah AS untuk unjuk kekuatan atau show of force. Du naba AS ingin menunjukkan hegemoni di Asia Pasifik dan menghangi gerakan China.

Selama ini, China sendiri mengklaim wilayah Laut China Selatan dengan sembilan garis putus-putus, di mana garis tersebut melewati wilayah yang diklaim Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya