Berita

Presiden RI, Joko Widodo dan Presiden China, Xi Jinping/Net

Dunia

Soal Multi-Track Diplomacy, Ahli: Indonesia Harus Bereskan Halaman Belakang Politik Luar Negeri

MINGGU, 05 JULI 2020 | 16:01 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Semakin berkembangnya teknologi dan informasi, semakin penting juga peran dan fungsi multi-track diplomacy.

Dijelaskan oleh Dosen Senior Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI), Evi Fitriani, diplomasi memiliki tiga track.

Track 1 terkait dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Track 2 terkait dengan akademisi hingga pengusaha. Dan Track 3 dilakukan seperti mahasiswa, organisasi, dan lain sebagainya.


Menurut Evi, salah satu negara yang menjadi contoh dalam multi-track diplomacy adalah China.

"China sangat bagus di situ. Ketika Presiden Xi Jinping punya BRI (Belt and Road Initiatives), akademisinya semua mendukung, mahasiswanya (mendukung)," ujar Evi dalam diskusi virtual "Membaca Diplomasi Indonesia" pada Minggu (5/7).

"Saya pernah mengajak beberapa mahasiswa China ke UI , mereka dengan gigih mempertahankan BRI ini," lanjutnya.

Evi mengatakan, kesatuan dan konsistensi antara aktor negara dan non negara dalam multi-track diplomacy sangat penting. Namun, ia juga menyadari, sulit bagi sebuah negara demokrasi untuk melakukan hal tersebut.

"Itu tantangan kita, bagaimana Kemlu, Indonesia secara umum, mensosialisasikan halaman belakang politik luar negerinya dengan sasaran diplomasinya," tekan Evi.

Sebelumnya, Evi mencoba meluruskan pernyataan dari Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto yang juga menjadi pembicara dalam diskusi tersebut.

Bima mengungkap, ia sebagai pemerintah daerah kerap membentuk jaringan internasional dengan daerah-daerah di negara-negara lain dalam bentuk Track 2. Namun, ia mengeluh karena kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat yang dalam hal ini adalah Track 1.

Meluruskan hal tersebut, Evi mengatakan, Bima adalah bagian dari Track 1, yaitu pemerintah itu sendiri.

"You are the government (Anda adalah pemerintah," tekan Evi.

Selain Evi dan Bima, diskusi tersebut juga menghadirkan jurubicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah; Ketua Umum JMSI sekaligus CEO RMOL Network, Teguh Santosa; Perwakilan UNDP, Siprianus Bate Soro; Alumni Australian National University, Theodore Weohua; sastrawan Okky Madasari; Dewan Ahli Perhumas, Nia Sarinastiti; dan staf KBRI Washington, Theodorus Satrio Nugroho.

Diskusi tersebut diikuti oleh lebih dari 100 peserta dengan dimoderatori oleh Ketua Umum PPI, Velix Wanggai.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya