Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump saat menghadiri perayaan Hari Kemerdekaan di Mount Rushmore/Net
Presiden Donald Trump lagi-lagi membuat kontroversi. Dalam pidato Hari Kemerdekaan Amerika Serikat (AS) pada 4 Juli, Trump menyerang para demonstran anti-rasisme.
Dalam pidatonya di Mount Rushmore pada Jumat malam (3/7), menjelang Hari Kemerdekaan, Trump tidak banyak membahas mengenai pandemik Covid-19 yang melanda AS.
Sebaliknya, ia justru fokus pada demonstran anti-rasisme yang membanjiri negeri setelah kematian warga kulit hitam, George Floyd.
Melansir
ABC News, Trump mencerca para demonstran sepanjang pidatonya, menyebut mereka "gerombolan orang marah" yang menurutnya menimbulkan bahaya yang lebih nyata.
"Bangsa kita menyaksikan kampanye tanpa ampun untuk menghapus sejarah, mencemarkan nama baik pahlawan, menghapus nilai-nilai, dan mengindoktrinasi anak-anak," ujar Trump.
Ia merujuk pada aksi para demonstran yang berusaha untuk menghancurkan dan menghilangkan patung pahlawan AS karena dianggap telah mempromosikan rasisme di dunia. Termasuk juga berusaha untuk mengubah nama pangkalan militer.
"Tujuan mereka bukanlah Amerika yang lebih baik. Tujuan mereka adalah untuk mengakhiri Amerika," tekan Trump.
Menurut
CNN, Trump berulang kali menggunakan kata ganti "mereka" untuk para demonstran anti-rasisme yang menggerakan kampanye Black Lives Matter, yang tampaknya berfungsi untuk bermain pada ketakutan minoritas.
Sementara itu, pidato Trump di Mount Rushmore sendiri dihadiri oleh sekitar 3.700 orang tanpa mengikuti pedoman kesehatan. Acara tersebut ditutup dengan kembang api yang sebenarnya telah dihentikan oleh banyak negara bagian untuk menghindari penyebaran infeksi.
Walikota Muriel Bowser pun mengaku khawatir dengan dampak dari acara tersebut. Ia mengatakan, Gedung Putih seolah-olah bertindak seperti tidak ada virus corona di dunia.